1.109 KK Terpaksa Mengungsi Akibat Banjir Bandang Kolut

LASUSUA, TOPIKSULTRA.COM — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), mencatatat sebanyak 1.109 KK di Kecamatan Lasusua terpaksa mengungsi akibat banjir bandang yang melanda wilayah tersebut pekan lalu. Sementara, jumlah warga terdampak banjir di 5 kecamatan dan 12 desa mencapai 3.814 jiwa.

Kepala BPBD Kolut, Dr. Hj. Syamsuryani melalui sekretarisnya Andi setiawan, Kamis (24/12/2020), mengungkapkan, selain itu tercatat 1.040 rumah terdampak banjir, 3 unit masjid dan 1 mushollah serta 3 unit gedung sekolah. “Ada 3 unit rumah warga yang dibawa hanyut dan 4 unit rusak berat,” kata Andi Setiawan kepada TOPIKSULTRA.COM, di Posko Induk Penanganan Bencana Banjir Bandang.

Adapun fasilitas umum lainnya yang mengalami kerusakan akibat banjir bandang diantaranya jembatan 4 unit, ruas jalan kabupaten sepanjang 2.030 meter, irigasi 1000 meter, talud 230 meter, dan 1 unit pintu irigasi.

Kerugian lain juga berdampak pada sektor pertanian dan peternakan, dimana berdasarkan hasil pendataan kerugian sawah 205 ha, kebun 194 ha, dan ternak 471 ekor.

Menurut Andi Setiawan, untuk pemulihan pasca banjir bandang, sebanyak 274 personil gabungan dikerahkan untuk membantu melakukan pemulihan dengan rincian: BPBD Provinsi 3 orang, BPBD Kolaka Utara 62 orang, TNI (kodim 1412 Kolaka, Koltim, Kolut) 50 orang, polri 100 orang, PMII 11 orang, dan mahasiswa USN Kolaka 25 orang, Basarnas 3 orang, Tagana 10 orang, dan Dinkes Kolut sebanyak 10 orang.

Tim tersebut tersebar di 4 kecamatan yakni kecamatan Lambai, Lasusua, Ranteangin, dan wawo untuk membantu warga di 2 kelurahan dan 12 desa terdampak banjir.

Sementara dukungan armada terdiri dari armada basarnas 1 unit, perahu evakuasi 1 unit, ambulance 2 unit, truk 3 unit, mobil 10 unit, mobil tangki 2 unit, dan dapur lapangan 2 unit. “Kebutuhan mendesak yang diperlukan seperti paket sandang,alat sanitasi, obat-obatan, selimut, popok, family kit, matras, makanan pengganti ASI, masker, dan trauma healing,” ujar Setiawan.

Laporan: Ahmar

Editor