4 Rumah di Sulaho Kolut Terancam Abrasi, 1 Rumah Terpaksa Ditinggal Pemiliknya

banner 468x60

TOPIKSULTRA.COM, KOLAKA UTARA — Sebanyak 4 rumah warga di Dusun IV Desa Sulaho, Kecamatan Lasusua, Kabupaten Kolaka Utara ( Kolut ) Sulawesi Tenggara terdampak abrasi pantai. Satu diantaranya terpaksa ditinggalkan pemiliknya lantaran kediamannya nyaris ambruk, Minggu malam (12/2/2023). Dari 4 rumah terdampak abrasi tersebut masing-masing milik Basyir, Jafar, Jamaluddin dan Andi Fadli. Terdapat tujuh unit lainnya yang berdiri di garis pantai ikut terancam jika tidak ditangani lebih dini.

Kepala Dusun IV Desa Sulaho, Kecamatan Lasusua Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Abdullah mengatakan, dari empat rumah tersebut terdapat tiga diantaranya bersatus parah. Hunian yang sudah ditinggal penghuninya milik Basir dengan ukuran bangunan diperkirakan 7×6 Meter.

“Sekarang tinggal di perumahan sekolah bersama istrinya. Rumahnya sudah mau roboh karena separuh pondasi sudah hilang dan atapnya rusak diterbangkan angin,” ungkap Abdullah kepada TOPIKSULTRA.COM, Selasa (14/2/2023).

Lebih lanjut Abdullah mengatakan, adapun dua unit bangunan lainnya yang rusak berat karena ruang dapur dan WCnya sudah raib akibat abrasi. Tetapi para pemiliknya tetap memilih bertahan karena tidak ada pilihan lain.

“Kami memperkirakan jika garis pantai yang hilang diterjang ombak hingga mencapai empat rumah tersebut sudah mencapai sepuluh meter dari titik awal,” ujarnya.

Selain itu, Abdullah juga menjelaskan, beberapa pemilik rumah hanya bisa melakukan penanganan darurat dengan menanggul menggunakan tanah yang diisi dalam karung.

“Tidak efektif mencegah dan hanya memperlambat pengikisan. Mau apa lagi hanya itu cara yang bisa dilakukan saat ini,” terangnya.

Menurutnya, 7 unit rumah lainnya yang berada di garis pantai untuk saat ini masih dalam posisi aman.

“Hanya saja, para pemilik rumah terdampak berharap ada perhatian dari pemerintah setempat, namun yang hingga saat ini belum ada upaya ke lokasi meski sekedar meninjau kerusakan,” ujarnya.

Menurutnya, terjangan ombak periode Desember 2022-Februari 2023 yang paling parah dirasakan warga terdampak dibanding tahun-tahun sebelumnya. Mereka dihantui perasaan was-was setiap kali gelombang di perairan setempat berkecamuk.

“Jika tidak ditangani dari sekarang maka perlahan-lahan satu per satu rumah warga bakal ditinggalkan pemiliknya,” pungkasnya.

Laporan : Ahmar

Editor

Comment