Anak Yatim Buruh Tani ini Optimis Bisa Jadi Polisi Tanpa Suap

banner 468x60

TOPIKSULTRA.COM, BOMBANA — “Tidak sedikit yang mengatakan kepada saya bahwa untuk mengikuti seleksi Polri, saya harus menyiapkan biaya yang besar. Tetapi bagi saya Institusi Polri bersih. Saya yakin tidak ada suap menyuap dalam seleksi penerimaannya,” kata Askar (21), dengan penuh optimis.

Pemuda asal Desa Lantawonua, Kecamatan Rumbia, Kabupaten Bombana, ini meyakini bahwa seleksi penerimaan calon siswa (Casis) Polri yang kini diikutinya dan telah melewati tahap seleksi kesehatan, tidaklah dipungut biaya sepeserpun. Askar yakin berkat usaha dan doa dari keluarga terkhusus Ibunya, Ia optimis bisa lulus dan mewujudkan mimpinya menjadi anggota Polri.

Askar adalah salah satu dari 120 casis Polri yang mengikuti seleksi penerimaan Polri tahun 2021 di Mapolres Bombana. Ia juga tercatat satu dari delapan orang casis Tamtama Polri asal daerah yang dipimpin Bupati Tafdil.

Dari Keluarga Kurang Mampu

Askar adalah anak kedua dari pasangan Almarhum Madrun dan Nurmiati (45). Kakak tertuanya, Ashar sudah menikah dan punya satu anak. Sedangkan adik bungsunya, Dwi Ristiani masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama(SMP) Negeri di Kecamatan Rumbia, Bombana.

Ayahnya yang berprofesi sebagai buruh tani, sudah lama meninggal dunia sejak Askar masih di SMP. Sepeninggal Sang Ayah, Ibu Askar, Rosmiati, terpaksa harus mengambil alih tanggungjawab sang ayah sebagai kepala keluarga untuk menghidupi Askar dan seorang adik perempuannya. Kerja serabutan pun dilakoni sang ibu untuk membiayai Askar dan adiknya.

“Bahkan mamaku pernah jadi buruh cetak batu, hal itu agar kami bisa makan dan sekolah seperti anak lain yang masih lengkap orang tuanya,” tutur Askar kepada topiksultra.com, Sabtu, (15/5/2021).

Beratnya beban yang dipikul ibunya itu, membuat Askar menyadari satu hal, yakni sulitnya menjalani hidup sebagai anak yatim. Sehingga keadaan itu memaksanya tak tinggal diam di rumah. Semampunya Ia berusaha membantu sang Ibu. Saat hari libur atau sepulang sekolah, Askar mengikuti tetangga-tetanganya yang bekerja di proyek bangunan. Tapi itu tergantung kalau pekerjaan masih ada.

“Kalau lagi tidak ada kerja proyek, saya terpaksa jadi penarik kayu balok, mengikuti tetangga-tetanga yang bekerja di gunung mengolah kayu diluar kawasan untuk kebutuhan perumahan,”ujarnya.

Askar bercerita, sewaktu di bangku SMP dan SMA, setiap hari pulang pergi sekolah dengan berjalan kaki sejauh 4 Kilo meter. Almarhum AyahAskar tidak meninggalkan warisan sepeda motor untuk ditungganginya berangkat sekolah. Beruntung, sering mendapat jasa tumpangan gratis dari tetangga atau teman sekolahnya yang memiliki tunggangan kendaraan motor. Namun, Askar tak pernah minder atau berkecilhati.

“Saya ingin mengurangi beban mamaku, ” ujarnya dengan mata berkaca-kaca. Askar menamatkan pendidikannya di SMA Negeri 03 Bombana tahun 2019.

Bercita-cita Jadi Polisi setelah dinyatakan lulus verifikasi berkas, Askar bersama dengan 120 casis lainnya, yang terdiri dari 102 orang calon Bintara PTU; lima orang casis Akpol; serta delapan orang casis Tamtama, pada Sabtu, 17 April 2021, para casis Polri asal bombana, diberangkatkan oleh panitia seleksi Polri 2021 dari Polres Bombana, menuju ke Polda Sultra untuk melanjutkan rankaian tes selanjutnya.

Bagi Askar, seleksi kali ini merupakan yanf kedua kalinya, setelah sebelumnya di tahun 2020, sempat gagal untuk mengikuti seleksi tahap lanjutan, karena tidak lulus dalam uji tes kesehatan pertama yang di gelar di Polda Sultra.

Gagal lanjut seleksi di tahun 2020, tidak mengurungkan cita-cita Askar untuk mewujudkan harapannya menjadi anggota korps bhayangkara. Ia bahkan mengaku semakin fokus dan bersemangat mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi penerimaan casis polri tahun 2021. Selain rajin belajar, ia juga giat berolahraga untuk mempersiapkan mental dan fisik. Harapannya, seleksi penerimaan kali ini dapat mengantarkannya menjadi calon anggota Polisi.

“Alhamdulillah, pada seleksi kali ini saya sudah melewati tes kesehatan pertama. Semoga di tes selanjutnya mulus hingga akhir,” kata Askar.

Cita-cita Askar mengikuti seleksi casis Tamtama Polri sederhana saja. Ia ingin menjadi anggota polisi yang merasakan perjalanan karir dari bawah. Pangkat jabatan bukan menjadi soal baginya, ya g penting cita-citanya menjadi polisi tercapai.

Menurutnya, dengan menjadi polisi ia ingin mengangkat harkat dan martabat keluarganya, utamanya Ibunya dan kedua saudaranya yang menaruh harapan besar akan kesuksesannya.

“Saya ingin membuktikan bahwa anak orang susah juga bisa menjadi seorang polisi. Saya ingin membuat keluargaku bangga, biar kami tidak dipandang sebelah mata oleh orang lain,” tuturnya.

Askar menegaskan,, sesusah apapun keadaan, setiap warga negara berhak bercita-cita dan berpeluang menjadi polisi.

“Semoga saya bisa menjadi Polisi, agar menjadi contoh buat orang miskin lainnya,” katanya.

Sementara, Nurmiati, Ibu Askar, mengaku hanya bisa berdoa penuh harap agar cita-cita putranya menjadi anggota polisi tercapai, sehingga bisa membantu pendidikan adiknya yang kini masih duduk di bangku SMP. 

Laporan: Refli

Editor