BI Dukung Pengembangan Kawasan Technopark Kakao di Koltim

Ekonomi57 Views
banner 468x60

TIRAWUTA, TOPIKSULTRA.COM – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Tenggara mendukung pengembangan kawasan Technopark Kakao di Kabupaten Kolaka Timur.

Hal ini ditandai dengan peresmian sarana pendukung kawasan tersebut, oleh Kepala Perwakilan BI Sultra, Minot Purwahono bersama Bupati Koltim yang diwakili Asisten II Setkab Koltim, Rabu (23-1-2019), yang di pusatkan di Desa Tinete Kecamatan Aere Kolaka Timur.

Humas BI Sultra dalam rilisnya mengungkapkan, Peresmian tersebut merupakan tindaklanjut dari Penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) tanggal 17 April 2017, terkait Klaster pengembangan kawasan budidaya dan industri kakao terintegrasi dengan peternakan di Kabupaten Kolaka Timur.

Fasilitas yang diresmikan meliputi kandang sapi komunal dan digester untuk pengolahan biogas yang dibangun melalui program sosial Bank Indonesia dan bantuan 20 ekor ternak sapi berikut rumah pengolahan pupuk dan penyimpanan pakan dari Pemkab Kolaka Timur.

Bupati Kolaka Timur, Tony Herbiansyah diwakili Asisten II Setkab Koltim, Ansharullah mengatakan, apa yang dilakukan Bank Indonesia sejalan dengan visi misi Bupati Kolaka Timur yaitu membangun kawasan agroindustri yang berdaya saing.

BACA JUGA : Bank Indonesia Sultra Masuk Pesantren

“Pemda Koltim mengucapkan terimakasih kepada Bank Indonesia yang telah menunjukkan komitmennya dalam mengangkat produksi komoditas unggulan Sulawesi Tenggara yaitu kakao,” katanya.

Seremoni peresmian fasilitas tersebut dihadiri kurang dari 300 petani di Desa Tinete dan disaksikan 2 orang anggota Komisi XI DPR RI selaku mitra kerja Bank Indonesia.

Klaster pengembangan kawasan budidaya dan industri kakao terintegrasi dengan Peternakan merupakan upaya dari pihak terkait dalam mewujudkan satu kawasan technopark komoditas kakao. Dimana kegiatan ini juga melibatkan Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tenggara, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Tenggara, Balitbang Sultra, BPPT, Universitas Halu Oleo Kendari.

“Sebelumnya di kawasan tersebut telah dibangun fasilitas minilab untuk memproduksi dekomposer bahan organik, sebagai bahan utama untuk pembuatan pupuk, pakan ternak, ikan, dsb,” tulisnya.

Dengan hadirnya sarana tersebut, keinginan untuk menghadirkan satu kawasan pertanian yang terintegrasi, sudah terwujud, khususnya pada komoditas kakao. Petani kakao yang sebelumnya menghadapi kendala dalam penyediaan pupuk, kini sudah dapat memenuhi kebutuhan pupuk untuk budidaya kakao dengan memanfaatkan kotoran ternak sebagai bahan baku.

Di sisi lain, kulit kakao yang selama ini dibuang, dapat diolah menjadi pakan sapi. Ditambah dengan keberadaan fasilitas digester untuk pengolahan biogas, sebelum digunakan menjadi bahan pupuk organik, kotoran sapi terlebih dahulu diolah menjadi biogas sebagai sumber energy alternative terbarukan untuk kebutuhan rumah tangga.

Pengembangan kawasan technopark kakao di Desa Tinete ditujukan untuk meningkatkan produksi kakao di Sultra yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan akibat serangan hama, usia tanaman yang sudah tua dan biaya produksi yang tinggi.

“Dengan telah lengkapnya fasilitas pendukung di kawasan ini, diharapkan petani di Sulawesi Tenggara khususnya Kolaka Timur dapat melihat dan mempelajari pertanian terintegrasi dengan peternakan sekaligus menunjukan satu system pertanian zero waste process,” katanya.

Pewarta : Hendriansyah

Editor

Comment