TOPIKSULTRA.COM, KOLAKA UTARA — Blokade jalan masuk ke wilayah pembangunan bandara di Kolaka Utaraakhirnya dibuka setelah negosiasi alot antara puluhan nelayan dan Pemkab Kolut, Sulawesi Tenggara mencapai kesepakatan pada Sabtu (20/11/2021).
Negosiasi dengan nelayan di Desa Lametuna, Kecamatan Kodeoha, turut hadir Dinas Perhubungan, Dinas Perikanan, Sekretaris Bappeda, Camat Kodeoha, dan Pemerintah Desa Lametuna serta pihak PT Monodon Pilar Nusantara yang mengerjakan proyek bandara.
Dalam negosiasi tersebut, nelayan bersedia membuka blokade jalan masuk ke lokasi pembangunan bandara asal tuntutan mereka dipenuhi. Blokade pun dibuka pada Minggu pagi setelah pertemuan pada Sabtu malam.
Sekretaris Daerah, Taufiq Sonda mengatakan, hasil pertemuan tersebut menyepakati dibukanya kembali muara Sungai di Desa Lametuna agar perahu yang terperangkap penimbunan jalan menuju lokasi pembangunan bandara dapat dipindahkan.
“Solusinya,nelayan untuk sementara dipindahkan tambat labuhnya keluar dari area bandara dan tempatnya disepakati ke arah utara bandara, tepatnya di muara Sungai Langgasuno,” terang Taufiq Sonda melalui WhatsApp-nya pada Minggu (21/11/2021).
Di lokasi tambat labuh yang baru, akan dibuat pemecah ombak agar perahu nelayan aman dari hantaman ombak dan angin kencang.
Untuk pembuatan pemecah ombak, pihak kontraktor membantu dengan alat berat. Sementara Pemkab Kolut membantu mobil truk dan bahan bakar.
“Dengan harapan camat, kades, dan nelayan bergotong royong membantu memperbaiki tempatnya sementara. Itu kita sudah sepakati kemarin malam (Sabtu malam). Dan alhamdulillah semua pihak terima,” terang Taufiq.
Untuk pembuatan tambat labuh, diusulkan melalui Dinas Perikanan Kolut kepada Pemprov Sulawesi Tenggara. Taufiq mengaku, proposal pengusulannya sudah sampai kepada Dinas Perikanan dan Bappeda Sulawesi Tenggara.
“Jadi pada prinsipnya baik pihak kontraktor maupun masyarakat nelayan sama-sama saling memahami kepentingan daerah,” katanya.
Terpisah, Ketua Kelompok Nelayan, Kalamuddin membenarkan kesepakatan terkait penyiapan tempat tambat labuh baru untuk perahu nelayan
“Kami nelayan sudah terima hasil itu. Oleh sebab itu, kami berinisiatif semua mengeluarkan perahu setelah dibuka muara sungai dan membawa ke tempat yang sudah disediakan,” jelasnya.
Ia meminta agar tambat labuh yang ditunjukkan secepatnya direalisasikan karena nelayan khawatir perahu mereka dapat dihantam ombak dan angin kencang.
“Kami berharap agar tempat tambat labuh ini bukan hanya untuk sementara tetapi permanen,” tegasnya.
Untuk diketahui, puluhan nelayan di Desa Lametuna, Kecamatan Kodeoha, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra) melakukan aksi protes dengan menutup sejumlah jalan di lokasi pembangunan bandar udara (bandara) di wilayah tersebut.
Aksi tersebut dipicu pihak kontraktor PT Monodon Pilar Nusantara yang menimbun muara sungai tempat keluar masuk perahu nelayan, sehingga sebagian perahu mereka terjebak dan tak bisa melaut.
Laporan: Ahmar
Comment