Budi Daya Nilam Masih Andalan Petani di Kolut

banner 468x60

TOPIKSULTRA.COM LASUSUA — Budi daya tanaman nilam rupanya masih jadi andalan petani di Desa Ponggi Kecamatan Porehu Kabupaten Kolaka Utara (Kolut).

Kepala Desa Ponggi, Budi Rante, mengatakan budi daya nilam sudah berlangsung sejak 2011. “Dengan budi daya nilam, Alhamdulillah perekonomian petani makin membaik, karena itu sampai para petani masih antusias menanam nilam, ” katanya kepada TOPIKSULTRA.COM, Rabu, (11/8/2021).

Meski awal diperkenalkan, banyak warga yang tidak tertarik membudidaya tanaman sela ini. Namun, setelah ada yang sukses mendapatkan hasil dari budidaya nilam, barulah para petani umumnya melirik usaha budi daya nilam. “Sekarang hampir 100 persen warga Ponggi menanam nilam, ” tuturnya.

Menurutnya, dalam 1 hektar bisa sampai 22 kali pemasakan di dalam tungku atau ketel, dimana dalam satu kali memasak rerata 400 sampai 500 kilogram, bisa menghasilkan minyak nilam 10 sampai 12 kilogram.

Dalam hal penyulingan, ada yang melakukan sendiri, nanun ada juga yang memakai jasa pekerja dengan upah sebesar Rp30 ribu per kilogram. “Proses memasak berlangsung 12 jam dengan menghabiskan kayu kering sekitar 1,5 kubik dalam satu kali pemasakan,” katanya.

Menurutnya, petani yang memiliki lahan luas, bisa menghasilkan hasil sulingan minyak hingga 30 kilogram, bahkan lebih.

“Harga ninyak nilam fluktuatif, dan untuk bulan ini mengalami penurunan sekitar Rp467.000, perkilogram,” ujarnya.

Proses pemupukan nilam dilakukan saat sudah berusia 1 bulan serta sudah memiliki beberapa tangkai baru. Sementara, untuk kebutuhan pemupukan, dalam 1 hektar bisa menghabiskan pupuk urea 2 Sak, dan kalau pupuk cair 10 botol.

“Di desa kami tersedia 4 unit usaha penyulingan, ” tuturnya.

Kendati demikian, kata Budi Rante, selain nilam, para petani di desa inj juga masih fokus pada kakao lokal dan kakao program revitalisasi.

“Kakao lokal ada di dusun IV dan V, dan sekarang masih bisa panen dengan standar 2 ton lebih dalam satu kali panen selama satu tahun. Sementara kakao program revitalisasi yang ditanam 2019 dan 2020, baru ada beberapa petani yang mulai panen, yang lain baru tahap menanam,” tuturnya.

Salah seorang petani, Aman (53), mengatakan jarak tanam nilam idealnya 30 cm, atau tergantung cara masing-masing petani melihat lokasi kebun.

Laporan : Ahmar

Editor

Comment