WAKATOBI, TOPIKSULTRA.COM – Lembaga Kahianga Membali yang didampingi oleh UNDP, GEF, SGP, YBUL, FORKANI dan Pemerintah Desa Kahianga, Kecamatan Tomia Timur, Kabupaten Wakatobi menggelar kegiatan Pameran dan Diversifikasi Pangan Lokal dengan mengangkat tema “Pengadilan Rasa” yang diadakan Sabtu (04/01/2020) lalu.
Kegiatan ini dibuka oleh Camat Tomia Timur, La Ode Usra. Namun sebelum kegiatan pameran dibuka, didahului dengan gerakan penanaman bibit Kopi Kahianga yang diikuti oleh instansi pemerintah, komunitas dan stakeholder yang hadir.
Dalam sambutannya, La Ode Usra menyampaikan, Desa Kahianga memiliki potensi sumber daya alam yang sangat potensial dan salah satunya ragam sumber hayati penghasil karbohidrat tinggi.
Bisa dilihat hampir segala penjuru lahan Desa Kahianga terdapat tanaman pangan lokal yang tumbuh subur, sehingga masyarakatnya bisa mandiri secara pangan.
Senada dengan kondisinya, maka kegiatan tersebut mengusung isu utama diversifikasi pangan, yang berarti penganekaragaman pangan dengan tujuan utama agar masyarakat tidak terpaku pada satu jenis makanan pokok saja.
“Pameran dan diversifikasi pangan yang digelar hari ini (Sabtu, 04/01) juga merupakan sarana bagi pemerintah desa untuk mendorong pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di pedesaan yang ada di Kecamatan Tomia Timur seperti Desa Wawotimu, Desa Kulati, Desa Dete dan Desa Timu yang merupakan sumber penghasil ubi kayu atau hasil pertanian lainnya,” ucapnya saat membawa sambutan.
Disamping itu, jika dilihat dari kepentingan kemandirian pangan, maka penganekaragaman pangan dapat mengurangi ketergantungan konsumen pada satu jenis pangan. Dengan demikian penganekaragaman konsumsi pangan merupakan pondasi dari keberlanjutan ketahanan pangan dan memiliki dimensi pembangunan yang sangat luas baik dari aspek sosial, ekonomi maupun kelestarian lingkungan.
Penganekaragaman konsumsi pangan dari sisi ekonomi juga merupakan strategi untuk menciptakan lapangan kerja, mengurangi kesenjangan pertumbuhan ekonomi, mengurangi inflasi, serta mengurangi tekanan terhadap tuntutan impor.
Kepala Desa Kahianga, Ferdiang Agung, dalam kegiatan ini mendorong masyarakatnya untuk tetap mengkonsumsi bahan pangan lainnya sebagai pengganti makanan pokok yang selama ini dikonsumsi. Harapannya, dengan diversifikasi pangan ini, masyarakat tidak menganggap bahwa beras (nasi) merupakan satu-satunya makanan pokok yang tak dapat digantikan oleh bahan pangan yang lain.
“Potensi pengembangan lokal di Desa Kahianga dalam upaya penganekaragaman konsumsi pangan sangat bisa dilakukan, karena bahan baku pangan tersebut tersedia. Disamping itu, resep makanan yang beraneka ragam telah ada dan telah diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang kita.” jelas Ferdiang Agung.
Dengan kegiatan ini, diharapkan mampu mengangkat citra pangan lokal sebagai makanan yang dapat dikonsumsi oleh semua lapiasan masyarakat, serta mengambalikan kearifan lokal masyarakat dalam budaya konsumsi pangan lokal.
Melalui kegiatan ini pula bisa membuka wawasan (mindset) masyarakat Desa Kahianga bahwa ternyata pangan lokal yang selama ini hanya dibudidayakan dan dikonsumsi ternyata dapat diubah menjadi kemasan produk yang bernilai secara ekonomi. (b2a)
Comment