TOPIKSULTRA.COM, BUTON UTARA — Puluhan demonstran menggeruduk Kantor Bupati Buton Utara (Butur), Sulawesi Tenggara (Sultra), di jalan kompleks perkantoran saraea, Kelurahan Saraea, Kecamatan Kulisusu, Butur, Selasa (7/2/2022) sekitra Pukul 11.00 Wita.
Puluhan massa aksi yang terdiri dari sopir angkutan dan para pemuda yang tergabung dalam Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Butur melakukan demonstrasi menuntut penuntasan adanya indikasi pungutan liar (Pungli) dalam penyaluran bantuan BBM untuk para sopir di Kabupaten Butur.
Sejumlah sopir juga mengaku belum mendapat bantuan tersebut.
Ketua LIRA Butur, Rizal selaku koordinator aksi mengatakan, aksi unjuk rasa tersebut dilakukan untuk meminta Bupati Butur Ridwan Zakariah, agar bijak dalam menanggapi persoalan adanya pilih kasih dalam proses pemberian bantuan BBM kepada para sopir.
“Ada indikasi pungli,” kaya Rizal kepada TOPIKSULTRA.COM di depan Kantor Bupati usai melakukan unjuk rasa.
Rizal mengungkapkan, selain adanya indikasi Pungli, juga nepotisme karena sebagian sopir tidak diberi bantuan.
“Ada indikasi pungli yang dilakukan oleh salah satu oknum di Dinas Perhubungan, nisial CS,” ungkap Rizal.
Dari pantauan TOPIKSULTRA.COM, awalnya aksi demonstrasi yang dikoordinatori Ketua LIRA Butur itu berlangsung di Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Butur, diwarnai dengan aksi bakar ban, hingga penyegelan Kantor Dishub.
Usai unjuk rasa di Dishub, demonstrasi dilanjutkan di depan Kantor Polres Butur. Demonstran kemudian menyerahkan berkas laporan dugaan Pungli kepada Wakapolres Butur, Kompol Dedi Hartoyo, S.Pi, M.H yang menemi para demonstran.
Setelah menerima laporan pengaduan tersebut, Kompol Dedi Hartoyo mengatakan, sebagai aparat kepolisian Negara Republik Indonesia, khusus untuk Polres Butur akan menindaklanjuti laporan itu dengan segera.
“Saya ulangi dengan segera,” tegas Dedi di hadapan massa aksi.
Dedi juga meminta, rekan-rekan demonsrtan untuk tetap mengawal pihak kepolisian dalam prosesnya dan membantu aparat kepolisian terkait dengan saksi-saksi dan bukti-bukti yang nanti akan dibutuhkan kepolisian.
“Saya minta dukungan saudara-saudara dalam prosesnya, nanti saya minta untuk sama-sama kita mengawal jalannya proses pengaduan ini,” ujarnya.
“Sama-sama kita ucapkan hidup rakyat Buton Utara,” seru Wakapolres, disambut tepuk tangan para demonstran.
Usai melakukan unjuk rasa di depan Kantor Polres Butur, massa aksi kemudian melanjutkan hal yang sama di Kantor Bupati Butur. Terpantau, aksi demonstrasi berlangsung ricuh.
Aski saling baku dorong antara massa aksi dan Satpol PP mewarnai demonstrasi di Kantor Bupati itu. Salah seorang peserta aksi unjuk rasa terlihat memegang balok kayu, nyaris menombak para petugas yang menghadang massa aksi yang berusaha menerobos ke dalam ruangan kantor bupati.
Terpantau, salah seorang massa aksi, sempat menyiram bensin kepada para petugas Satpol PP yang menghadang massa aksi. Salah seorang anggota kepolisian mengaku terkena siraman bensin dari salah seorang massa aksi.
“Iya bensin,” katanya.
Ditemui terpisah, Sekretaris Dishub Kabupaten Butur, Alwaly Djidin mengatakan, tidak ada Pungli dalam penyaluran bantuan BBM tersebut. Menurut Alwaly, evaluasi mengenai penyaluran bantuan sudah dilakukan melalui inspektorat.
Ia menyebut, masukan dari inspektorat, pendistribusian bantuan dilakukan melalui Pos untuk ojek, sedangkan untuk roda empat, disalurkan lewat rekening pribadi masing-masing sopir.
“Jadi, kalau ada tudingan Pungli itu tidak benar, karena memang objeknya itu sudah diserahkan ke pihak lain,” sebutnya.
Terkait adanya beberapa sopir yang tidak mendapat bantuan, Alwaly Djidin mengakui, jika pendataan para pihak yang akan disalurkan bantuan tidak optimal. Karena tidak melalui tahapan sosialisasi.
“Selama ini kita lakukan hanya face to face. Kita tanyakan profesinya, apakah sopir angkutan atau bukan,” ujarnya.
Dia mengakui, pendataan tidak akurat, sehingga ke depan, akan dilakukan menertibkan data angkutan umum, termasuk jarak dan tarif angkutan.
“Sehingga tidak terjadi lagi hal-hal yang seperti ini,” ujar Alwaly Djidin
Laporan: Aris
Comment