Jawab Kerusakan Lingkungan Akibat Tambang, PT Riota Akan Turunkan Tim

TOPIKSULTRA.COM,LASUSUA—Menyikapi keluhan dan tudingan terkait dampak kerusakan lingkungan khususnya biota laut, akibat aktivitas pertambangan yang diduga dilakukan PT Riota Jaya Lestari, di Desa Sulaho Kecamatan Lasusua Kolaka Utara, Humas PT Riota Jaya Lestari, Ahmad Jais, mengatakan pihaknya akan menurunkan tim tehnis untuk melakukan pengecekan, apakah benar bahwa pencemaran atau kerusakan tersebut ditimbulkan oleh aktivitas pertambangan PT Riota, atau pihak penambang lain.

“Nanti kita turunkan tim tehnis untuk melakukan pengujian,” jawabnya singkat saat dikonfirmasi, Jumat,(9/7/2021).

Sebelumnya, ormas pemuda Tamalaki Patowonua bersama warga Lambai menggelar unjukrasa dan menduduki jetty milik PT Riota di Tanjung Watulaki Dusun IV Desa Sulaho. Massa memprotes karena pembangunan Jetty PT Riota telah menggusur makam leluhur di wilayah tersebut.

Selain itu, warga khususnya para nelayan di wilayah tersebut juga mengeluhkan dampak aktivitas tambang yang mengancam hilangnya mata pencaharian mereka akibat tercemarnya ekosistem laut.

Salah seorang nelayan, Jasman, menduga akibat pembangunan Jetty dan aktivitas pengangkutan ore di Tanjung Watulaki, telah mencemari laut hingga 10 mil dari bibir pantai.

“Bapak bisa saksikan sendiri bagaimana air laut ini sudah merah dan kuning, bahkan hingga jarak 10 mil dari pesisir pantai. Ini sangat merugikan nelayan yang selama ini menangkap ikan di perairan Desa Lambai,” katanya, Jumat, (9/7/2021).

Hal senada dikatakan Oni, nelayan dari Desa Lambai. Ia mengaku dirinya pernah menyelam di kedalaman 30 meter dan pada kedalaman tersebut karang sudah tidak tampak akibat tertutup lumpur.

“Aktivitas pertambangan ini sangat berpengaruh sekali dengan mata pencaharian kami sebagai nelayan,” ujarnya.

Nelayan lainnya, Herman juga menuturkan. Saat ini, mereka kini terpaksa melaut untuk mencari ikan hingga di perairan Kabupaten Bone. Padahal, sebelum adanya aktivitas tambang, mereka bisa melaut hanya dengan jarak 100 meter sudah dapat hasil tangkapan.
“Tapi sekarang sudah tidak bisa karena sudah tertimbun lumpur. Jangankan jarak 100 meter, jarak 2 kilometer dari bibir pantai saja karang sudah tertimbun,” ujarnya.


Laporan : Ahmar

Editor

Comment