TOPIKSULTRA.COM, KOLAKA UTARA – Kementerian Pertanian (Kementan RI) terus melakukan upaya untuk memenuhi kebutuhan pokok. Peran agroindustri pun dimaksimal agar pengembangan hilirisasi dan ekspor pangan lokal lebih maksimal.
Agroindustri sendiri memiliki peranan strategis dalam upaya pemenuhan bahan kebutuhan pokok, perluasan kesempatan kerja dan usaha, pemberdayaan produksi dalam negeri, perolehan devisa, pengembangan sektor ekonomi lainnya, serta perbaikan perekonomian masyarakat di pedesaan.
Setelah hilirisasi industri sawit, Kementan RI tahun ini kembali mencanangkan hilirisasi beberapa produk perkebunan. Ground Breaking dan Launching Produk Hilirisasi Perkebunan ini bakal digelar Kementan RI, Minggu (13/8/2023) di Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Hanya enam Kabupaten se-Indonesia yang mendapat kesempatan mengikuti kegiatan yang diselenggarakan Kementan RI ini. Ke-6 daerah tersebut yakni Kopi Java Preanger Lestari Mandiri Kabupaten Bandung, Gula areng Hariang Kabupaten Banteng.
Gula Kelapa Kabupaten Purbalingga, Kelorina-Mario Organik Indonesia Kabupaten Blora, Kakao Kolut Madani Kabupaten Kolaka Utara, dan Kopi Kopinta Kabupaten Toraja.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kolaka Utara, Ismail Mustafa menjelaskan, keterwakilan Kolaka Utara dalam kegiatan yang diselenggarakan Kementan RI merupakan prestasi luar biasa.
“Kakao Kolut Madani dapat undangan Kementerian Pertanian untuk ikut ambil bagian dalam kegiatan Groun Breaking (terobosan) dan Launching Produk Hilirisasi Produk Perkebuanan di Solokan jeruk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat,” ungkap Ismail Mustafa kepada Wartawan di kantornya, Kamis (10/8/2023).
Lebih lanjut, Ismail Mustafa mengatakan, program hilirisasi atau downstreaming, lanjutnya, merupakan langkah yang sangat efektif untuk mengembangkan produk-produk yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
“Proses hilirisasi merupakan suatu tahap dalam pengolahan produk bahan mentah atau menjadi barang yang lebih bernilai dan siap untuk dijual kepada konsumen akhir,” terangnya.
Mustafa menjelaskan, hilirisasi bermakna setelah tahap produksi di pabrik atau tempat pengolahan lainnya melalui tahapan pemrosesan, pengemasan, distribusi, serta penjualan produk. Dalam istilah yang lebih mudah dipahami, hilirisasi dapat diartikan sebagai proses pengolahan produk hingga siap untuk dijual kepada konsumen akhir.
“Hilirisasi menjadi hal yang sangat penting karena dapat meningkatkan nilai tambah produk dan memberikan peluang pasar yang lebih luas. Dengan mengolah produk hingga menjadi lebih bernilai, harga jual produk dapat ditingkatkan dan memberikan keuntungan yang lebih besar,” bebernya.
Ismail berharap, setelah kegiatan ini nantinya akan terbit regulasi yang tidak memperbolehkan lagi menjual (ekspor) komoditi perkebunan dalam bentuk mentah melainkan dalam bentuk olahan atau setengah jadi.
“Nanti arahnya kesana, ini baru launching dan kita patut bersyukur dan bangga karena Kementrian Pertanian memberikan kepercayaan kepada kabupaten kolaka Utara untuk produk olahan kakao. Se-Indonesia hanya Kolaka Utara yang terpilih untuk ikut launching,” ucapnya.
Rencananya, Disbunnak Kolaka Utara bersama Kakao Kolut Madani akan membawa lima sampai enam varian produk olahan pabrik kakao center untuk di tampilkan dalam kegiatan launching hilirisasi komoditi kakao.
“Harapannya, launching prodak olahan kakao Kolaka Utara secara nasional ini dapat menjadi isu nasional. Semoga Kementan dapat membantu pemasaran baik domestik maupun mancanegara,” harapnya.
Konsultan sekaligus teknisi serta off taker hasil produksi kakao center, Rusmadi menyampaikan, tujuh jenis produk olahan kakao center Kolaka Utara yang akan diboyong ke giat launching Kementan RI di Bandung.
“Untuk olahan terdiri dari Chocolate, dark Chocolate 70 persen, dark Chocolate 62 persen, dark milk Chocolate, dan cashew nut Chocolate. Sementara bubuk yakni cacao powder dan Cocoa powder,” rincinya.
PT Kakao Kolut Madani merupakan perusahaan yang khusus mengelola produksi dan pemasaran hasil produksi major projects cacao center balosi, di Desa Ponggiha, Kecamatan Lasusua.
Sementara itu, Ketua Fraksi PDIP Arifuddin menegaskan, langkah pemerintah daerah menswastanisasi Cacao center sudah tepat. Hanya dengan begitu, pengelolaan pabrik kakao tersebut dapat berjalan baik.
“Jangan harap pabrik kakao center ini akan sukses kalau pemerintah daerah yang kelola. Kalau mau sukses serahkan ke pihak sewasta agar murni bisnis tanpa ada kepentingan politik,” pungkasnya.
Laporan : Ahmar
Comment