Komitmen Turunkan Emisi GRK, KLHK Sosialisasi Indonesia’s Folu Net Sink 2030

Berita, Kendari, SULTRA706 Views

TOPIKSULTRA.COM, KENDARI – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar Sosialisasi Sub Nasional Indonesia’s Forestry and Other Land Uses (FOLU) Net Sink 2030 di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, Rabu (08/03/2023).

Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam, Tasdiyanto mengatakan, komitmen Pemerintah Indonesia terhadap dunia, dalam hal penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) diwujudkan dalam Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.

Komitmen Indonesia melalui FOLU Net Sink 2030, lanjutnya, mendorong tercapainya tingkat emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar -140 juta ton CO2e pada tahun 2030, kemudian dilaksanakan melalui pendekatan yang terstruktur dan sistematis.

Ia mengungkapkan, tingginya tingkat emisi GRK yang disebabkan oleh pertumbuhan industri berbahan bakan fosil, penggunaan transportasi, serta penyalahgunaan fungsi hutan menjadi penyebab timbulnya permasalahan perubahan iklim.

“Ini harus kita antisipasi. Saya rasa juga masyarakat sudah paham bahwa pemanasan global dan perubahan iklim ini sudah semakin nyata terjadi di sekitar kita,” ujarnya.

Untuk itu, kata Tasdiyanto, diperlukan komitmen dari Pemerintah daerah untuk mewujudkan kondisi, dimana tingkat serapan karbon sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya sudah berimbang atau lebih tinggi dari tingkat emisi yang dihasilkan pada tahun 2030.

“Nanti akan ada diskusi oleh tim ahli bersama Kadis, karena nanti akan ada tim profesional yang menyusun rencana operasional tingkat provinsi,” kata Tasdiyanto.

Sementara itu, Gubernur Sultra, yang diwakili Asisten I Setda Sultra Bidang Administrasi Pemerintah, Suharno, mengatakan, Pemprov Sultra akan menindaklanjuti agenda tersebut dengan menyusun rencana kerja dan rencana aksi yang terstruktur dan disesuaikan dengan kondisi situasi di Sulawesi Tenggara.

Sehingga saat direalisasikan dampak dari perubahan iklim secara global dan pengaruh emisi gas rumah kaca ini bisa diminimalisir.

Tentunya didukung adanya sinergi antar pemerintah pusat, pemerintah provinsi Sultra, seluruh jajaran kementerian kehutanan yang ada di provinsi Sultra, terutama balai-balai dan dinas-dinas yang ada di Sultra.

“Sulawesi Tenggara kaya akan sumber daya alam. Ini kita jaga kelestariannya, jangan hanya dieksplotasi tapi lakukan juga konservasi,” kata Suharno.

Artinya, kondisi hutan bagaimana kondisi sumber daya bisa memberikan manfaat banyak orang. “Meskipun diebloitasi tapi juga dipikirkan untuk keberlanjutannya,” tutupnya.

Laporan: Rahmat Rahim

Editor

Comment