TOPIKSULTRA.COM — Mantan juru bicara presiden SBY, Dino Patti Djalal, mengaku bingung membaca berita kementan re klaim temuan obat anti-virus corona.
Kebingungan Dino Patti Djalal ini dituangkan dalam cuitannya di akun twitter@dinopattidjalal pukul 2:42 PM on Min, Mei 17, 2020: Hingga Senin (19/5/2020) pukul 10.00 Wita, cuitan tersebut telah disukai 126 dan retweet 92 orang.
Dino mempertanyakan apakah klaim tersebut sudah koordinasi dengan kemenkes dan BNPB, serta sudah didukung organisasi kesehatan dunia WHO?
“Sy bingung baca berita Kementan re klaim temuan obat anti-virus Korona ini. Apa sdh koordinasi dgn Kemkes+BNPB sblm buat statement ini? Apakah klaim ini sdh didukung WHO ? Balitbang Kemtan kan TIDAK punya kompetensi medis u/ tentukan bhw Eukaliptus bisa bunuh Covid-19 “80-100%,” tulis Dino menyertakan gambar potongan koran terbitan Jakarta.
Mengutip dari trenasia, Kementerian Pertanian (Kementan) mencari perusahaan swasta untuk memproduksi secara massal produk antivirus korona yang ditemukan Balitbang Kementan. Inovasi produk antivirus berbahan eucalyptus yang merupakan hasil uji laboratorium para peneliti pertanian yang dinilai mampu menangkal penyebaran virus corona baru atau COVID-19.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, terobosan ini memiliki hasil pengujian eucalyptus terhadap virus influenza, virus beta dan gamma corona yang menunjukkan kemampuan membunuh virus sebesar 80-100 persen.
“Balitbangtan membuat beberapa prototipe eucalyptus dengan nano teknologi dalam bentuk inhaler, roll on, salep, balsem, dan defuser. Kami akan terus kembangkan dengan target utamanya korban terpapar COVID-19,” kata Mentan didampingi Kepala Balitbangtan Fajry Jufri dan Sekjen Kementan Momon Rusmono dalam peluncuran di ruang utama Agriculture War Room (AWR), Jakarta, Jumat 8 Mei 2020.
Kepala Badan Litbang Pertanian Kementan Fajry Jufri menjelaskan, penelitian ini sebenarnya adalah hasil identifikasi melalui beberapa tanaman herbal dari jamu-jamuan seperti temulawak, jahe, jambu biji, dan minyak atsiri.
Setelah dilakukan uji efektivitas bahan aktif yang terkandung di dalamnya, langkah selanjutnya adalah membawa hasil penelitian ke laboratorium. Baru setelahnya inovasi ini bisa dikatakan sebagai produk kekebalan tubuh dan tahan terhadap paparan virus.
“Kami sudah mencobanya kepada yang terpapar COVID-19 dan hasilnya sangat baik. Namun untuk itu kita masih harus menunggu dari pihak terkait untuk dapat didistribusikan,” kata Fajry.
Di samping itu manfaat dari eucalyptus ini adalah melegakan saluran pernapasan, kemudian menghilangkan lendir, pengusir serangga, disinfektan luka, penghilang nyeri, mengurangi mual dan mencegah penyakit mulut.
“Dalam waktu dekat kita akan kembangkan secara luas sesuai arahan dan Presiden dan Menteri Pertanian,” katanya. (Red)
Comment