Pabrik Kakao Kolut Dikunjungi Investor Jepang, Disbunnak: Semoga Bisa Berkelanjutan

banner 468x60

TOPIKSULTRA.COM, KOLAKA UTARA – Petani kakao di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Sulawesi Tenggara (Sultra) patut bergembira, pasalnya perwakilan salah satu perusahaan Kakao ternama di Jepang berkunjung ke pabrik Kakao Center Balosi, Desa Ponggiha, Kecamatan Lasusua pada Jum’at (31/3/2023) lalu, untuk melihat secara langsung pengolahannya.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten Kolaka Utara, Mustafa Ismail, ST, mengungkapkan, kedatangan tersebut untuk menindaklanjuti langkah Pemerintah Kolut yang telah melakukan ekspor kakao ke negara Jepang sebanyak satu ton pada tahun 2022 lalu.

“Tahun lalu sudah dilakukan ekspor kakao ke Jepang sebanyak satu ton, sehingga pihak perusahaan Jepang mengirim perwakilannya untuk melihat secara langsung pabrik kita,” ungkap Ismail Mustafa kepada Wartawan saat diwawancarai di lokasi Pabrik Kakao. Sabtu (1/4/2023)

Lebih lanjut kata Ismail, sebelumnya pihak investor Jepang minta 8 ton tapi karena kapasitas mesin tidak mampu memenuhi permintaan apalagi waktu yang diberikan kurang dari satu bulan, maka yang terkirim hanya satu ton.

Menurut Ismail, biasanya permintaan kakao olahan oleh pihak perusahaan dalam bentuk nips (bubuk kakao) sehingga dengan kehadiran mesin berskala bisnis, ekspor tahun ini ditargetkan mencapai satu kontainer.

“Dengan kehadiran mesin skala bisnis ini, kami yakin akan mampu memenuhi permintaan pangsa pasar luar khususnya Jepang,” terangnya.

Ismail berharap, dengan kunjungan ini bisa membawa angin segar untuk membuka peluang kerjasama berkelanjutan.

“Kita berharap semoga dalam kunjungan mereka dapat membawa angin segar dan mau bekerja sama dengan kita,” harapnya.

Sementara ditempat yang sama, Konsultan sekaligus Teknisi dari Unhas, Rusmadi menyebut, Kakao Center memiliki dua mesin roasting (sangrai) baru, setiap mesin berkapasitas 50 kilogram biji kakao per jam.

“Kalau dua alat bekerja berarti kapasitas 100 kilogram per jam. Andai kita kerja 10 jam per hari berarti kita bisa mengolah 10 ton biji kakao per hari untuk menghasilkan kakao setengah jadi baik bubuk maupun coklat,” sebutnya.

Menurut Rusmadi tidak hanya itu, tahun ini pihaknya bakal menyasar segmen pasar di luar dari Jepang, yakni Eropa dan Amerika.

“Selain pasar Jepang, kita akan berusaha merambah Eropa dan Amerika,” bebernya.

Sementara salah satu perwakilan Perusahaan Jepang, Bram, sangat mengapresiasi berbagai fasilitas dan luasan kawasan kakao center sebagai pusat produksi olahan kakao di Kolaka Utara.

“Kalau model dan fasilitas kakao center seperti ini, saya yakin buyer pasti berasumsi kalau Kolaka Utara serius. Selanjutnya sisa nunggu waktu, nanti saya bantu dan semoga nanti pak Yazaki mau berkunjung,” katanya.

Bram juga menyarankan kepada Kepala Disbunnak Kolaka Utara, agar senantiasa menjaga stok produk.

“Kalau stok ada pasti para investor atau buyer akan datang dengan sendirinya,” tuturnya

Laporan : Ahmar

Editor

Related Posts

Jangan Ketinggalan Berita Lainnya

Comment