Petani di Desa Ini Kini Petik Hasil dari Revitalisasi Puluhan Hektar Kakao

banner 468x60

TOPIKSULTRA.COM, LASUSUA — Sejumlah petani di Desa Ainani Tajriani Kecamatan Kodeoha Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, kini mulai memetik hasil panen dari revitalisasi kakao. “Dari 55 hektar lahan kakao program revitalisasi, tingkat keberhasilannya saat ini rata-rata mencapai 70 persen,” kata Kepala Desa Ainani, Muhammad Syatir, kepada topiksultra.com, Rabu, (15/9/2021), di temui kediamannya.

Saat ini, kata Syatir, progam revitalisasi yang dicanangkan bupati Kolut sejak tahun 2018, khusus di Desa Ainani, luas total lahan yang sudah ditanami kakao program revitalisasi mencapai 55 hektar lahan perkebunan warga.

“Tahun 2018 sebanyak 25 hektar yang direvitalisasi dan 30 hektar di tahun 2019 dan 2020. Dan saat ini mulai panen,”tuturnya.

Menurutnya, bantuan pengadaan bibit dari program revitalisasi kakao bersumber dari APBD dan sharing dana desa untuk tahun anggaran 2018 dan 2019.

Untuk tahun anggaran 2018, pembagian bantuan bibit dibagi melalui kelompok tani yang berjumlah 43 orang dari 2 kelompok tani, dengan jumlah bibit yang disalurkan 22.500 pohon, dan ditanam di lahan seluas 25 hektar milik para petani. “Sementara di tahun 2019 hingga 2020,
jumlah bibit yang disalurkan 22.300 pohon dengan luas lahan budidaya
30 hektar,” ujar Syatir.

Menurutnya, anggaran sharing dana desa yang dialokasian untuk pengadaan bibit tahun 2019 sebesar Rp100 juta. “Itu sesuai hasil mufakat musyawarah desa, karena saat itu bantuan bibit belum cukup, sementara masih dua kelompok yang belum dapat,” katanya.

Pendamping pertanian Desa Ainani Tajriani, Marjan mengungkapkan bantuan bibit yang disaluran kepada setiap petani berkisar antara 450 sampai 500 pohon. “Tergantung luas lahannya,” katanya.

Adapun waktu tanam, kata Marjan, tergantung kesiapan petaninya. Sementara, petani yang baru menanam di tahun 2020, tingkat
pertumbuhan kakaonya juga sudah banya yang berhasil dan mulai panen, walaupun saat itu ada yang menanam di awal tahun dan ada juga yang baru menanam di pertengan tahun 2020.

“Berdasarkan pengamatan kami di lapangan, bibit kakao yang baru tanam di tahun 2020 hingga awal 2021, tingkat pertumbuhannya kisaran 70 sampai 75 persen. Sekitar 25 persen ada yang mati, tapi itu sudah mendapat penggantian,” tutur Marjan yang setiap hari berinteraksi dengan petani.

Laporan : Ahmar

Editor

Comment