Petani Padi di Kolut Mulai menanam, Bantuan Benih dari Dinas Masih Kurang

TOPIKSULTRA.COM, LASUSUA — Petani padi di Desa Parulampe Kecamatan Batuputih Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), mulai menanam padi secara serentak, terhitung sejak Senin 31 Mei 2021.

Salah seorang petani, Jumadi, mengatakan bibit atau benih padi yang kini ditanam petani di Desa Parulampe berasal dari bantuan Dinas tanaman Pangan dan holtikultura Kabupaten Kolut. Hanya saja kata Jumadi, stok bantuan benih sangat terbatas sehingga tidak mencukupi kebutuhan akan lahan tanam para petani. “Kekurangannya terpaksa kami beli sendiri benihnya, ” katanya kepada TOPIKSULTRA.COM, Kamis, (10/6/2021), di temui di sawahnya.

Jumadi mencontohkan, luas lahan miliknya 1,5 hektar dan dibutuhkan benih sampai 20 kilo, sementara bantuan dari dinas hanya 10 kilo. “Jadi kekurangannya terpaksa saya beli sendiri, ” ujarnya.

Menurutnya, penanaman padi secara serentak yang dilakukan di awal bulan Juni, dengan mempertimbangkan beberapa faktor, diantaranya faktor hama tikus. “Kami, khususnya petani di desa ini, sudah lama mempelajari, bulan Mei dan Juni itu biasanya musim puncaknya hama tikus, karena itu saat yang tepat untuk memulai menanam, apalagi tepat musim hujan, ” tuturnya.

Sementara, pada bulan Juli dan Agustus bertepatan padi mulai berbuah, saat itu hama tikus justru tidak lagi terlalu ganas untuk makan, karena biasanya di bulan tersebut, bertepatan musim kawinnya binatang pengerat tersebut.
“Keadaan itulah yang kami pelajari dan kami siasati untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal dan tidak gagal panen,” katanya.

Menurut Jumadi, proses menanam padi yang dilakukan petani Parulampe, kini tidak lagi sepenuhnya tradisional-manual, tetapi mulai berangsur menggunakan semi teknologi sederhana dengan memanfaatkan peralatan sederhana yang terbuat dari pipa paralon dan peleg bekas roda sepeda motor dan ban. Begitu pun penyemaian benih yang tidak lagi menggunakan bibit tumbuh dari hasil semai, tetapi sudah langsung menanam biji padi tersebut dengan cara memasukkan biji padi pada paralon yang sudah direndam didalam bak selama selama 24 jam lalu ditiriskan. “Sesudah itu baru dimasukkan kedalam pipa lalu ditarik, sehingga biji-biji padi keluar dari lubang pipa paralon yang sudah dilubangi,” ujarnya.

Menurutnya, dengan bantuan alat sederhana tersebut, petani dapat menghemat waktu. “Kalau hanya 1 hektar, maka proses penanaman bisa selesai hanya dalam 3 jam sudah selesai,” katanya membandingkan dengan pola tanam bibit tumbuh yang bisa menyita waktu hingga 3 hari.

Kepala Desa Parulampe, Muh.Asri, mengatakan benih padi yang ditanam para petani di desanya merupakan varietas Mekongga yang bersumber dari bantuan pemerintah Kabupaten Kolut melalui Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura.

Menurutnya, jumlah bantuan bibit padi untuk tahun 2021 sebanyak 1 ton 1 kwintal. Sementara luas areal persawahan di desanya mencapai 100 hektar lebih
yang terbagi dalam 6 Kelompok tani. “Idealnya jumlah bibit benih sebanyak 2 ton lebih, itu baru bisa mencukupi kebutuhan untuk petani,” katanya.

Karena itu, tambah Muh.Asri, menyiasati kekurangan benih yang dibagikan kepada petani, pihaknya lebih dulu musyawarah dengan kelompok tani. “Jadi kalau lahannya 1,5 hektar, diberikan 10 kilo, kalau 20 hektar diberikan 20 sampai 30 kilo, kekurangannya mereka beli sendiri, ” tuturnya.

Selain kurangnya benih, para petani juga mengeluhkan kurangnya stok pupuk.”Sangat sulit mendapatkan pupuk SP36, “tutur Asri mengeluhkan kendala yang dirasakan petani.

Asri juga berharap, musim panen kedepan, dinas bisa menjamin pemasaran gabah petani. “Mudah-mudahan, musim panen akhir Agustus nanti sudah ada pedagang yang langsung membeli gabah petani, ” tuturnya.

Laporan: Ahmar

Editor

Comment