PGRI Kolut Gagas Program Anak Asuh, Siswa Berprestasi Dibiayai

banner 468x60

TOPIKSULTRA.COM, LASUSUA — Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, H.Muhammad Idrus, mengatakan, peran PGRI selain melaksanakan program organisasi yang telah diamanatkan, juga ada program tambahan yang disingkat Pirus (program pintar mengurus).

Program pintar mengurus yang dimaksudkan, dimana para pengurus PGRI harus jeli melihat fenomena permasalahan pendidikan di lapangan. Karena mengurus pendidikan itu tidak mudah, dan bukan hanya tanggungjawab pemerintah. “Harus ditopang oleh masyarakat dan motor penggeraknya adalah PGRI,” kata Idrus saat melantik pengurus PGRI tingkat kecamatan Se kabupaten Kolaka Utara masa bakti 2020-2025, Senin,(26/4/01), di halaman kantor Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kolut.

Idrus yang juga Kadis Dikbud Kolut meminta pengurus PGRI untuk mengambil peran dan bersinergi dengan pemerintah dalam membantu sektor pendidikan.”Implementasinya kita bersama- sama memantau putra – putri kita yang punya intelegensi, yang punya prestasi dan punya IQ bagus di sekolah, kita ambil dan jadikan anak angkat. Kita biaya kuliahnya sampai Perguruan Tinggi, sehingga mereka bisa mengangkat harkat dan martabat keluarganya dan lingkungannya,” tutur Idrus menekankan.

Ia berharap, tahun ini bisa dilakukan uji coba dulu, dengan membiayai beberapa anak yatim piatu, dan di sekolahkan hingga keperguruan tinggi. “Harapan kita mereka bisa mengangkat harkat dan martabat keluarganya. Minimal mengharumkan nama daerah Kolaka Utara,” katanya.

Menurut Idurs, gagasan ini diluar dari program kerja organisasi yang telah disepakati pada musyawarah kerja sebelumnya, tetapi program tambahan dan dipercayakan kepada pengurus PGRI kecamatan untuk segera melakukan pendataan, dan melaporkan secepatnya ke pengurus PGRI kabupaten.
“Kita juga membuka ruang kepada tokoh-tokoh masyarakat, pengusaha dan kepada siapapun untuk berpartisipasi menjalankan program ini. Kalau ada pengusaha ikut berpartisipasi pada program ini, kita kawal hingga anak yang kita sekolahkan berhasil sampai pergurua ntinggi,” katanya.

Harapannya tambah Idrus, kalau anak tersebut berhasil sekolah sampai perguruan tinggi, lalu mendapatkan pekerjaan sesuai pendidikannya, sehingga menjadi solusi dan tidak menjadi beban bagi keluarganya. “Bagaimana mengatur kuotanya, kami serahkan ke pengurus kecamatan untuk mendata. Masih ada waktu dua bulan untuk mewujudkan gotong royong dalam program anak angkat untuk disekolahkan,” katanya.

Laporan : Ahmar

Editor