TOPIKSULTRA.COM, BOMBONA – Penjabat Bupati Bombana Ir H Burhanuddin MSi meminta kepada jajarannya untuk komitmen dan tidak kendor dalam menjalankan program penurunan stunting yang merupakan program nasional.
Burhanuddin nengatakan, pemerintah telah berkomitmen untuk sangat serius menurunkan stunting, sehingga komitmen ini patut dijaga jangan sampai kendor.
Hal tersebut disampaikan dalam sambutannya saat membuka Acara Aksi dan Rembuk Stunting Kabupaten Bombana di Aula Kantor Bupati Bombana, Kamis (13/7/2023).
Hadir dalam acara itu, Dandim, Kapolres, Kajari, Kepala OPD Kabupaten Bombana, Kepala Kementerian Agama Bombana, Tim Pakar Bombana, para Camat, para Kepala Desa/Kelurahan, para Kepala Puskesmas se Kabupaten Bombana, dan para Kepala UPDT Balai Penyuluhan KB se Bombana.
Menurut Bupati, saat ini prevalensi Stanting tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara adalah 27,7 persen, sementara prossentase Kabupaten Bombana sebesar 35,3 persen. Target penurunan untuk kasus Stanting secara nasional di tahun 2024 adalah dari 24,4 persen menjadi 14 persen.
“Dengan mempertimbangkan waktu
yang tersisa, saya meminta Ketua TPPS Kabupaten dapat memantau dan mengevaluasi pelaksanaan percepatan penurunan Stanting. Jika ditemukan isu yang dapat menghambat pencapaian target, agar segera diatasi,” kata Burhanuddin.
Burhanuddin mengajak kepada para OPD, Tim pakar, Camat, Kepala Puskesmas, Kepala OPD kabupaten dan Kepala Desa/Kelurahan untuk memastikan percepatan penurunan Stanting sebagai prioritas di daerahnya.
Pj Bupati Bombana juga juga meminta kepada para camat, kepala Puskesmas, lurah, untuk mendorong kepala desa dan partisipasi masyarakat untuk meningkatkan kunjungan posyandhu dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia secara gratis, di antaranya Puskesmas laut keliling, ambulans, PSC, ambulans desa atau transportasi gratis lainnya.
“Masalah stanting dan kekurangan gizi saat ini menjadi salah satu fokus pemerintah daerah. Komitmen pemerintah tidak pernah kendor. Pemerintah sangat serius mengupayakan percepatan penurunan Stanting ini,” kata Burhanuddin.
Karenanya, lanjut Burhanuddin, tema kegiatan ini harus dapat kita maknai dengan baik, sehingga dapat menjadi roh dan penyemangat kita dalam pelaksanaan percepatan penurunan Stanting.
Tema ini juga menjadi pengingat kita akan dua hal pokok sebagai berikut. Pertama, percepatan penurunan Stanting memerlukan komitmen yang kuat dari kita semua, tidak hanya komitmen di tingkat pusat tetapi komitmen pemerintah daerah juga harus optimal.
“Komitmen ini harus tetap dijaga dan betul betul dibuktikan pelaksanaannya di daerah,“ kata Burhanuddin.
Kedua, kolaborasi kerja berbagai pihak menjadi kunci untuk memastikan konvergensi antar program hingga ke tingkat desa kelurahan untuk menurunkan Stanting.
Upaya ini tidak bisa hanya dilakukan oleh satu lembaga saja, atau dari unsur pemerintah pusat saja. Tetapi membutuhkan keterlibatan semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan desa/kelurahan, akademisi, media, swasta, lembaga Swadaya masarakat, mitra pembangunan
“Terakhir, kepada para akademisi, lembaga Swadaya masyarakat, swasta, mitra pembangunan, dan media, saya minta agar dapat mendukung dan mengawal pelaksanaan percepatan penurunan Stanting,” katanya.
Pemerintah tidak mungkin bekerja sendirian, tetapi memerlukan kolaborasi dan dukungan dari saudara saudara sekalian. Masa depan kita tergantung pada aksi dan langka kolaboratif yang kita lakukan sekarang.
Burhanuddin mengingatkan, dalam menyongsong masa depan, kita harus optimis namun tidak boleh lengah. Anak anak bangsa adalah bagian dari masa kini dan masa depan. Sekarang kita rawat mereka, kelak mereka yang merawat bangsa.
Lapoean : Andita
Comment