Program Percetakan Sawah di Kampani Mandek

Berita, SULTRA2374 Views
banner 468x60

MUNA BARAT, TOPIKSULTRA.COM– Kurang lebih dua tahun program percetakan sawah di Desa Kampani Kecamatan Wadaga Kabupaten Muna Barat (Mubar) mandek di tengah jalan, padahal infrastruktur pendukung telah dibangun.
Salah satu infrastruktur dasar yang dibangun adalah bendungan desa kampani, dengan tujuan untuk mengairi irigasi percetakan sawah seluas 200 Hektar lebih.
Namun sampai saat ini program tersebut seolah terputus dan tidak ada kabar. Bendungan yang di bangun pada tahun 2017 tersebut beralih fungsi menjadi tempat rekreasi masyarakat setempat.

Terkait hal itu, Kepala Dinas Pertanian Dan Peternakanf Muna Barat, Nestor Jono, membantah informasi program percetakan sawah seolah terputus atau tidak ada informasi.

Menurutnya, usulan program tersebut terus dilakukan, hanya saja belum ada permintaan dari masyarakat setempat untuk mengusulkan cetak sawah. Pihaknya masih menunggu data dan informasi dari masyarakat sebagai penerima manfaat untuk di usulkan di Kementrian. Data tersebut akan menjadi bukti bahwa di Mubar ada potensi percetakan sawah.

“Tugasya kita adalah menggiring informasi dan data untuk diusulkan di kementrian,kemudian kita membuat semua dokumen pendukung. yang menjadi kendala adalah masyarakatnya mau bertani atau tidak,” ucapnya saat di temui di Kantor Pertanian dan Peternakan Mubar, Rabu (14/8/2019).

Nestor menyatakan, sebagai bukti bahwa masyarakat setempat setuju dengan program tersebut,maka harus ada kesepakatan antara pemerintah desa atau kecamatan yang dituangkan dalam berita acara. Selanjutnya berita acara tersebut di serahkan kepada Dinas Pertanian Mubar sebagai kekuatan hukum dan bukti bahwa masyarakat siap bertani.

“Jadi dalam berita acara itu harus disepakati bahwa dalam jangka waktu mislanya 5 tahun masyarakat siap bertani di sana, jangan sampe kita lakukan percetakan sawah baru tidak ada masyarakat yang mau bertani kan mubajir,” ucanya.

Menurutnya, program percetakan sawah merupakan program nasional, sehingga kewenangan mutlak ada di kementrian. Pihak pemerintah daerah hanya menyediakan infrastruktur dasar, selanjutnya mendesak pemerintah pusat berdasarkan usulan masayakat yang di dukung dengan fakta-fakta lapangan.

Namun terlepas dari itu, kata Nestor, secara teknis program percetakan sawah di Desa Kampani telah memenuhi standar dan layak untuk di jadikan percetakan sawah karena lahannya sudah dilakukan Surfei infestigasi dan desain (ESAIDI) oleh pihak ketiga.

“Di Esaidi itu tahun 2016 jadi secara teknis, standar untuk percetalan sawah sudah terpenuhi. Makanya tinggal masyarakat sendiri melakukan usulan permintaan untuk dilakukan percetakan sawah melalui proposal,” terangnya.

Nestor juga menyampaikan untuk mensukseskan program tersebut harus ada keseriusan dari masyarakat dan pemerintah setempat. Karena Kata dia, kebiasaan petani lokal di desa Kampani dan desa katobu berbeda dengan petani trans.

“Sikologi petani kita ini adalah petani ladang makanya susah kita merubah tradisi itu. Makanya ada sekitar 50 hektar untuk masyarakat transmigrasi sehingga ada percontohan, nah, apa kah masyarakat kita disana setuju atau tidak dengan pola itu,” terangnya.

Nestor juga menyampaikan bahwa untuk mewujudkan program tersebut dengan baik pihaknya juga siap mendampingi para petani lokal untuk. Memberikan pemahaman kepada masyarakat.

Laporan : La Ode Pialo

Editor

Comment