Sering Terjadi Pemadaman, Manager PT PLN Bombana Diminta Mundur

BOMBANA, TOPIKSULTRA.COM – Puluhan pemuda dan rakyat yang tergabung dalam Gerakan Bombana Terang (GBT) melakukan aksi demontrasi di depan Kantor Bupati Kabupaten Bombana, Rabu (12/6/19).

Dalam orasinya, masa meminta agar Manager PT PLN ULP Bombana dicopot dari jabatanya karena dinilai tidak mampu menjalankan managemen pelayanan dengan baik, serta berdasarkan Pasal 29 ayat (1) huruf (e) PT PLN ULP Bombana juga harus memberikan kompensasi kepada masyarakat Bombana yang telah dirugikan akibat pemadaman yang terjadi.

“Dengan besaran sesuai pasal 6 peraturan Menteri ESDM No 27 tahun 2017 tentang tingkat mutu pelayanan dan biaya terkait penyaluran tenaga listrik,” kata Jendral Lapangan, Alfian Syarif dalam orasinya.

Alfian juga menjelaskan, masalah listrik di Bombana karena kerusakan tiga mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) secara bersamaan pada Senin 6 Mei 2019.

“Sehingga terjadi durasi pemadaman yang tidak menentu, satu jam, dua jam hingga enam jam lamanya,” ungkapnya.

Menurutnya, hal itu justru sangat berdampak kepada 164.809 jiwa penduduk Bombana dengan segala bentuk aktivitas usaha perekonomian.

“Aktivitas rumah tangga terhenti bahkan merugi,” jelasnya.

Dia menyebutkan, sebelumya pihak PLN ULP Bombana sudah pernah menjanjikan listrik normal pada 20 Mei lalu, namun kejadian serupa masih terulang.

Menanggapi itu, Manager PLN Bombana Agus Wahyu Setiawan mengatakan, masalah listrik itu masih dalam proses perbaikan.

“Jadwal kita sampai tangal 20 Mei, untuk mesin yang ganguan, 17 Mei itu sudah masuk semua sistem kita yang gangguan, tapi dari 17 Mei sampai satu minggu kemudian sering jatuh mesin, UFR atau frekuency relay, mesin sewa sering trip,” jelasnya (13/6/2019).

Agus juga menambahkan, setelah seminggu semua sudah berjalan normal. Kalaupun ada trip kata dia, itu sesaat dikarenakan adanya gangguan jaringan.

“Surplus 0,4 mega dari beban puncak lima poin empat jadi sudah aman untuk saat ini,” sebutnya.

Mengenai kompensasi, ia juga menjelaskan, hal itu sudah dalam proses penanganan, dengan mengurangi tagihan dibulan-bulan berikutnya secara otomatis.

“Jadi banyak item-item (penyebab, red) dan sudah biasa kita kompensasi, jadi bukan hal yang tabu, cumankan proses gak mangkin langsung saat ini,” urainya.

Laporan : Refli

Editor

Comment