Puluhan Orang Tua Murid SDN 4 Ngapa Pasang Spanduk Penolakan Kepsek Baru

TOPIKSULTRA.COM, KOLAKA UTARA — Puluhan orang tua murid bersama masyarakat lainnya mendatangi Sekolah Dasar Negeri 4 Desa Ngapa Kecamatan Ngapa, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut). Mereka melakukan aksi pemasangan spanduk penolakan Kepala Sekolah baru yang akan bertugas setelah mendapatkan surat keputusan Bupati Kolaka Utara tahun 2025.

Aksi pemasangan spanduk dan penggembotan pintu pagar sekolah di lakukan oleh puluhan orang tua murid sejak pada pukul 07.00 Wita setelah mendapati informasi bahwa kepala sekolah baru akan masuk bertugas pada Selasa, (9/9/2025)

Sebelum melakukan pemasangan spanduk para orang tua murid juga sudah melakukan aksi protes dan penjagaan ketat hingga memasuki hari ke tujuh gelombang penolakan mulai memuncak dengan pengawalan aparat Kepolisian Polsek Ngapa dan TNI.

Penolakan itu ditengarai adanya surat keputusan Bupati Kolaka Utara yang melakukan mutasi jabatan kepala sekolah lama, Hj. Salmiati, S.Pd ke kepala sekolah baru, Suarni, S.Pd.

Salah satu perwakilan aksi orang Murid SDN 4 Ngapa Kecamatan Ngapa, Jumrina menyampaikan pihaknya bukan menolak atau membenci kehadiran kepala sekolah baru tetapi lebih bagus Kepala Sekolah lama, Hj. Salmiati dan sudah terbukti kepemimpinannya.

“Termasuk saya, 6 tahun dia ajar, jadi dia tetap harus di sini bertugas. Apalagi anak-anak di sini juga sangat menyukai Ibu Salmiati, karena kepemimpinan beliau itu sangat bagus daripada Ibu Suarni.
Itu alasan utamanya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Jumrina berharap ke Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara Keputusan yang telah di lakukan hari ini agar di cabut kembali dan di revisi.

“Harapan kami bersama seluruh orang tua murid yang hadir melakukan aksi pemblokiran agar Ibu Salmiati tetap di sini, dan kami minta agar Ibu Suarni di tempatkan di Sekolah lain saja dan apabila tidak di indahkan kami akan terus melakukan aksi serupa hari ini sampai ada keputusan adil dari Pemerintah Kabupaten,” harapnya

Jumrina menyebut kepala sekolah baru itu sudah pernah jadi kepala sekolah selama tujuh tahun di SDN. 4 Ngapa dan saat ini kami ingingkan pemimpin yang baru.

“Kalau keinginan kami sekarang nggak usah di SD4 ngapa, karena dia kan sudah pernah jadi kepala sekolah selama tujuh tahun di sini. Jadi kami ingin pemimpin yang baru apalagi sekarang kepala sekolah ini sudah membaur dengan keterbukaan, lugas dan baik dengan wali murid dan murid dan guru mereka menjalankan tugas dengan aman dan kondusif, tidak ada istilah kekerasan,” ungkapnya

Selain itu, Menurutnya kami inginkan pemimpin di SDN 4 Ngapa pemimpin yang betul-betul punya jiwa mendidik bagi anak kami dan tidak mau pemimpin yang menekan.

“Karena saya lihat sepanjang perjalanan beliau, Ibu Suarni, setiap ada masalah kami dengan dia, pasti yang jadi beban adalah anak-anak yang berdampak di sekolah kalau masyarakat termasuk saya, kalau memang ada masalahmu dengan orang tua, tetaplah orang tua, jangan didampakkan kepada anak-anak kami,” ketusnya

Hal senada juga di katakan oleh orang tua murid, Bassi pihak orang tua siswa sudah tidak menginginkan kehadiran kepala sekolah baru kembali bertugas di Sekolah SDN 4 Ngapa cukup tujuh tahun lalu pernah merasakan kepimpinanya yang otoriter.

“Karena pada masa kepemimpinannya pernah anak saya dia siksa dengan kekerasan sekolah sehingga hari ini kami minta Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara agar Ibu Suarni tidak usah di kembalikan jadi kepala sekolah di SDN 4 Ngapa

Begitu juga para guru SDN 4 Ngapa yang enggan di sebutkan namanya mengungkapkan bahwa sebelumnya sekolah ini sudah aman dan kondusif di bawah kepimpinan Hj. Salmiati yang baru saja dua bulan memimpin. tidak lama kemudian muncul kebijakan baru dari Pemerintah Kabupaten melakukan mutasi terhadap kepala sekolah kami sehingga memicu adanya aksi protes yang dilakukan oleh orang murid.

“Baru saja dua bulan, Hj. Salmiati mau di mutasi lagi padahal sudah aman kurang lebih 2 bulan, kami sebagai guru menjalankan tugas aman, tapi kenapa konflik ini terjadi, karena adanya SK baru dari sekolah yang lama.

Menurut mereka, menolak dengan tegas kehadiran kepala sekolah baru selain Hj. Salmiati, sudah menandatangani surat petisi penolakan

“Karena dianggap otoriter selama ini. Tujuh tahun Pak, sudah lumayan, kami bersama dia sudah tujuh tahun,” ungkap rekan guru-guru secara bersama.

Menurutnya, Sementara dengan adanya kepala sekolah baru kita sudah merasa nyaman. Jadi saya sebagai rekan-rekan guru semua berserta dengan masyarakat. Sangat menolak keras dengan adanya kembali kepala sekolah yang lama, karena sudah lumayan kita bersama dia. Sudah kita tahu bagaimana proses kepemimpinannya seperti itu, sudah didapat.

“Sementara ini baru 2 bulan, kita semua di sini, pak rekan-rekan guru, beserta dengan orang atau siswa, sangat merasa nyaman. Siswa pun kita lihat tadi bagaimana kondisi siswa di depan, mengungkapkan pendapatnya dengan adanya kepala sekolah baru yang ini sekarang,” tuturnya

Laporan: Ahmar

Comment