TOPIKSULTRA.COM, KOLAKA UTARA — Kegiatan Rembuk Stunting tingkat Kabupaten Kolaka Utara yang digelar oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) pertama kali dibuka secara resmi oleh Penjabat (Pj). Bupati Kolaka Utara, H. Yusmin, S.Pd., M.H
Kegiatan Rembuk Stunting tingkat Kabupaten Kolaka Utara yang telah di inisiasi oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang di pusatkan di Hotel Berlian Lasusua.Senin (14/10/2024)
Selain Penjabat (Pj). Bupati Kolaka Utara bersama Ketua TPPS, Dr. H. Taupiq, S.S.P., M.M bersama jajarannya juga dihadiri oleh sejumlah pejabat,baik dari Kapolres Kolaka Utara, AKBP. Arif Irawan, S.I.K., M.H, Danramil Lasusua, Perwakilan Kejaksaan Negeri Kolaka, perwakilan Kemenag,Ketua DPRD, Buhari Djumas, S.Kel., M.Si, dr.Ahli, Ketua Tim PKK,Satgas Stunting,Kepala Puskesmas,Kepala Desa,Lurah, dan Camat serta tamu undangan lainnya.
Diketahui sebelum Penjabat Bupati Kolaka Utara membuka kegiatan tersebut terlebih dahulu Sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Kolaka Utara,Ir.Ihwan menyampaikan laporan kegiatan tersebut.
Sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting TPPS Kabupaten Kolaka Utara,Ir.Ihwan menyampaikan bahwa rembuk Stunting merupakan salah satu aksi diantara dari 8 aksi Konvergensi Stunting karena acara ini merupakan kewajiban bagi seluruh daerah dalam penanganan penyakit Stunting.
“Saat ini angka konvergensi Stunting di Kabupaten Kolaka Utara berdasarkan hasil survei Kesehatan Indonesia (SKI) sebesar 31,08 persen angka ini naik dari tahun 2022 24,08 persen berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) dari dua hasil survei ini sehingga pihak Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara melakukan Bulan Sensus Stunting pada bulan Juni tahun 2024,” ujar Ihwan dihadapan Penjabat Pj Bupati Kolaka Utara H. Yusmin. Senin (14/10/2024)
Lebih lanjut, Ihwan menyebut dari berdasarkan hasil Sensus Stunting 100 persen yang dilakukan dari 133 Desa di 15 Kecamatan Jumlah Balita sebanyak 10.041 anak telah di ukur dan dan di timbang melalui Posyandu di setiap Desa dengan pendampingan Puskesmas.
“Dari hasil 10.041 Balita yang di ukur dan di timbang pada bulan Sensus Stunting di bulan Juni 2024 ditemukan 357 jumlah Balita yang mengalami penyakit Stunting atau di rata – ratakan dengan jumlah persen sebesar 3,56 persen,” sebutnya.
Menurut, Ihwan jumlah angka ini bukan sekedar angka pembanding tetapi ini data riil dilapangan 100 persen telah dilakukan Sensus selama satu bulan penuh sehingga kegiatan ini kami gelar untuk menyatukan persepsi dan komitmen kita untuk mensukseskan program ini di Kabupaten Kolaka Utara.
“Kegiatan ini kami lakukan untuk menyatukan persepsi dan komitmen serta penandatanganan bersama untuk mempercepat penurunan angka Stunting,” katanya
Ditempat yang sama, Penjabat (Pj). Bupati Kolaka Utara, H. Yusmin, S.Pd., M.H menyampaikan bahwa Stunting ini adalah musuh kita bersama untuk ditangani sehingga pihak memberikan ultimatum kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) untuk menyampaikan hasilnya dilapangan.
“Kebetulan sebentar saya akan asistensi satu – satu OPD yang terlibat dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) jangan hanya kita membuat pernyataan komitmen tetapi dalam programnya hanya asumsi saja,” ujar Yusmin dalam sambutannya.
Menurutnya, pihaknya akan memeriksa satu persatu OPD terkait yang masuk dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting tentang isi program penanganan Stunting yang selama ini telah dilakukan.
“Kita tidak boleh hanya bergantung pada satu pihak. Penurunan stunting adalah tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, seluruh pihak, mulai dari OPD, Forkopimda, hingga pemerintah desa, harus berkomitmen penuh untuk bekerja bersama dalam menurunkan angka stunting,” ungkapnya
Selain itu, H. Yusmin juga tegaskan bahwa stunting menjadi tantangan serius bagi Kolaka Utara. Berdasarkan hasil survei kesehatan Indonesia tahun 2023, prevalensi stunting di Kabupaten Kolaka Utara mencapai 31,08 persen naik 7 persen dari tahun sebelumnya yang berada di angka 24,08 persen
Meski begitu pihaknya menyampaikan optimisme terhadap penurunan angka stunting berdasarkan sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM). Pada bulan Juli 2024, angka stunting turun menjadi 3,81 Persen dibandingkan dengan 5,56 persen di tahun 2023.
“Pemerintah Daerah Kolaka Utara terus mendorong program Percepatan Penurunan Stunting, Kita bergerak bersama, memastikan bahwa program penurunan stunting mendapat dukungan penuh dari Forkopimda. Dukungan ini penting untuk memastikan konvergensi program dari tingkat kabupaten hingga desa,” katanya
Menurutnya, pada bulan Juni 2024, seluruh balita di Kabupaten Kolaka Utara, yang berjumlah 10.041 anak, telah mengikuti kegiatan Posyandu di wilayah masing-masing. Dari hasil tersebut, sebanyak 357 balita teridentifikasi mengalami stunting.
Sehingga salah satu program yang menjadi perhatian adalah pemberian makanan bergizi secara gratis kepada balita, program ini merupakan upaya nyata pemerintah daerah untuk memastikan bahwa seluruh anak di Kolaka Utara mendapatkan asupan gizi yang memadai.
“Kami ingin memastikan bahwa tidak ada lagi anak yang kekurangan gizi di Kolaka Utara. Daerah ini kaya akan sumber daya alam, baik dari sektor perikanan, pertanian, maupun perkebunan. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk gagal dalam menurunkan angka stunting,”terangnya
Pihaknya juga menyatakan siap mengawasi langsung seluruh program penurunan stunting di Kolaka Utara.
“Saya akan memastikan bahwa setiap OPD memiliki program khusus untuk stunting. Jika tidak, saya akan meminta mereka untuk segera menyusun program yang relevan,”ucapnya
Menurutnya,kita akan menargetkan angka stunting di Kolaka Utara harus bisa turun hingga 0% pada tahun 2045, sejalan dengan visi Indonesia Emas.
“Kita harus pastikan semua generasi mendatang, khususnya anak-anak kita, tumbuh dengan sehat dan cerdas. APBD 2025 harus difokuskan pada upaya penurunan stunting. Tidak perlu terlalu banyak program yang tidak relevan, mari kita fokus pada yang benar-benar penting,” kata Yusmin.
Menurutnya ini sangat penting efisiensi dalam penggunaan anggaran daerah, dengan fokus pada program-program yang berdampak langsung pada kesehatan masyarakat.
“Jangan terlalu banyak perjalanan dinas yang tidak berkaitan dengan program penurunan stunting. Kita harus memastikan setiap anggaran yang digunakan berdampak pada penurunan stunting,” tambahnya.
Hal Senada, Sekretaris Daerah Kabupaten Kolaka Utara, sekaligus Ketua Tim TPPS, Dr. H. Taupik S,S.P., M.M mengungkapkan dari berbagai kegiatan strategis akan dilakukan untuk mendukung penurunan stunting,di antaranya adalah pelaksanaan Bulan Pembangunan Balita pada Februari dan Juli, penguatan peran camat dalam mendukung intervensi stunting, serta pemanfaatan dana desa untuk intervensi gizi bagi balita.
”Untuk percepatan penurunan stunting, kita fokus pada program-program yang tepat sasaran. OPD terkait harus melaksanakan program-program yang berdampak langsung pada masyarakat. Jangan hanya membuat program tanpa ada hasil nyata di lapangan. Setiap program harus diukur output dan dampaknya,” bebernya
Laporan : Ahmar
Comment