TOPIKSULTRA.COM, LASUSUA —– Peraih Juara I lomba revitalisasi kebun kakao kategori kebun berproduksi tinggi tahun 2020, Suhirman, menyoal tim pendata atau tim survey terkait permasalahan produksi kakao yang dialami warga petani.
Pasalnya,ditengah kondisi produksi kakao yang mengalami penurunan hasil panen sekarang ini, banyak tim yang selalu datang mengambil data dan foto untuk diajukan proposal. Namun setelah itu tak ada kabarnya. “Kami tidak pernah mendapatkan bantuan,” kata Suhirman kepada TOPIKSULTRA.COM, Senin, (21/9/2021), di temui di kebunnya di Desa Latowu Kecamatan Batu Putih, Kolaka Utara.
Menurutnya, ditengah menurunnya hasil produksi kakao saat ini, ada-ada saja pihak yang memanfaatkan dengan dalil melakukan survey-mengambil data dan foto untuk kemudian diajukan proposal. “Tapi setelah bantuannya turun kami tidak pernah dapat, makanya sekarang kami melarang keras mengambil data dan foto,” ujarnya.
Menurutnya, selain faktor cuaca yang tidak menentu, mahalnya harga pupuk jenis urea, TSP dan ZA yang memberatkan petani sehingga tidak mampu melakukan pemupukan. “Karena hujan terpaksa kami menjual basah dengan harga R p10 ribu,” tuturnya.
Suhirman, petani kakao asal Desa Latowu Kecamatan Batuputih ini, pada lomba revitalisasi kakao tahu 2020 dinobatkan sebagai juara pertama kategori kebun berproduks tinggi, dan mendapat hadiah uang tunai Rp 3 juta dan umrah. “Tapi hadiah umrah belum terwujud karena pandemi Covid,” katanya.
Menurutnya, bantuan bibit kakao revitalisasi bersumber dari bantuan pemerint Dinas Perkebunan Kolut tahun 2018 jenis 45 dan BR, ditambah bantuan pengadaan bibit dari desa sebanyak 100 pohon di tahun 2019.
Suhirman mulai menanam September 2018 dan Januari 2019 di atas lahan seluas lebih kurang 1 hektar dengan jarak tanam 4 meter. Setelah setahun melakukan perawatan, Januari 2020 sudah mulai berbuah. Namun pada buah pertama tidak langsung dibiarkan besar, melainkan digugurkan untuk menjaga batang pohon biar lebih besar dan sudah kuat untuk menahan buah. “Nanti pada bulan kelima baru dibiarkan besar dan siap panen,” katanya.
Pada panen perdana di bulan Desember 2020 Suhirman menghasilkan hingga 50 kg kakao kering. “Tapi bulan ini di tahun 2021 hasilnya semakin menurun karena tidak lagi mendapatkan pupuk,” katanya.
Ketua koordinator mantri perkebunan Kecamatan Batuputih, M Rasyid mengatakan berdasarkan hasil rilis data yang masuk mulai dari tahun 2018 hingga 2021, dari 10 desa 1 kelurahan di kecamatan Batuputih, pertumbuhan dan produksi revitalisasi kakao yang paling menonjol adalah Desa Latowu. “Hal ini juga terlihat di tingkat pengumpul dan pedagang kakao di Desa Latowu, sehingga dinobatkan sebagai juara umum tahun 2020,” kata Rasyid.
Menurutnya, tingkat penyaluran bibit kakao revitalisasi di kecamatan Batu Putih akhir tahun 2018 dengan luasan lahan direvitalisasi sebanyak 80,5 hektar untuk 10 desa dan 1 Kelurahan. “Alhamdulillah, untuk di kecamatan Batu Putih tingkat pertumbuhan dan produksi kakao berada di kisaran 75 persen,” ujarnya.
Laporan : Ahmar
Comment