Roda Dua Pun Sulit Melewati Jalan Desa Ini, Hingga Target Pendataan Keluarga 2021 Belum Tercapai

TOPIKSULTRA.COM, LASUSUA — Seperti apa sulitnya medan jalan di sejumlah desa terpencil di wilayah Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, hingga transportasi roda dua pun sulit melewati jalan tersebut, sehingga realisasi target pendataan keluarga tahun 2021 belum mencapai ?

Kepala Dinas Pengendalian Kependudukan dan Keluarga Berencana Kolut, Hj.Hasrayani mengungkapkan, belum tercapainya target pendataan keluarga tersebut, salah satunya terkendala akses jalan menuju desa-desa terpencil di wilayah Kolut, seperti di Desa Watumotaha Kecamatan Ngapa, dimana ada dua dusun yang sama sekali tidak bisa dilalui kendaraan roda dua.

“Jalannya sangat terjal dan licin karena berada di atas pegunungan,”katanya kepada TOPIKSULTRA.COM, Kamis, (4/11/2021), di ruang rapat bupati Kolut, usai mengikuti launching nasional hasil pendataan penduduk 2021 yang digelar BKKBN secara virtual.

Meski belum sepenuhnya tercapai. Namun, pada kesempatan tersebut, pemerintah kabupaten Kolaka Utara (Kolut), melalui Dinas Pengendalian Kependudukan dan Keluarga Berencana juga melaunching hasil pendataan keluarga 2021, yang dilaunching secara virtual-serentak seluruh Indonesia.

“Target semula jumlah KK 32.222. Namun yang terealisasi dari pendataan mulai bulan April dan Mei 2021 sebanyak 31.537 KK, tersisa 685 KK,” tutur Hasrayani.

Namun demikian, kata Hasrayani, pihaknya akan terus melakukan update data terkait pendataan keluarga ini, guna mencapai target yang telah ditentukan.

“Yang dilaunching hari ini, hasil pendataan KK pada bulan April, Mei 2021,” tuturnya.

Asisten III Setkab Kolut, Muh. Idris AR, M.S mengapresiasi kinerja BKKBN, yang menurutnya datanya paling valid karena pendataan dilakukan secara dor to dor atau mendatangi kepala keluarga satu persatu. “Dan ini tidak menggunakan metode pencacah (sensus),”tuturnya.

Ke depan, kata Idris, program apa saja yang akan dilakukan Pemerintah, maka akan berkaca dari data yang sudah dibuat BKKBN . “Contohnya, jika dalam pendataan ini ada ditemukan anak yang terkena stunting, maka otomatis akan mengarahkan pada penanganan stunting,” katanya.

Menurutnya, manfaat pendataan keluarga ini sangat besar, sebab data ini akan menjadi landasan pemerintah dalam menentukan arah kebijakan ke depan.

Misalnya, ketika kita memerlukan data mikro dan di data tersebut hampir dimiliki termasuk berapa jumlah anak yang dimiliki, usia 5 sampai 2 tahun ke bawah,dan jumlah anak yang sehat, sakit,dan kena stunting.

“Dan itu semua terdata secara komprehensif di dinas pengendalian penduduk, pemberdayaan perempuan dan anak,” katanya.

Laporan : Ahmar

Editor

Comment