ANTAM dan KAPAL Kolaka Tanam 1.000 Mangrove di Pomalaa

Berita, Kolaka429 Views
banner 468x60

TOPIKSULTRA.COM, KOLAKA — PT ANTAM Tbk UBPN Kolaka bersama Komunitas Pecinta Alam Laut (KAPAL) Kolaka serta mahasiswa KKN Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka menggelar workshop keanekaragaman hayati, penanaman 1.000 pohon mangrove serta transplantasi terumbu karang di Desa Hakatutobu, Kecamatan Pomalaa, Senin (12/9/2022).

Ketua KAPAL Kolaka, Amsyar Al mengapresiasi dukungan ANTAM dalam program pelestarian lingkungan di Desa Hakatutobu. Apalagi, program transplantasi terumbu karang bersama ANTAM ini sudah berlangsung selama tujuh tahun.

Dia berharap agar Pemerintah Daerah Kabupaten Kolaka juga memberikan perhatian serupa terhadap pelestarian lingkungan khususnya di Desa Hakatutobu. Pasalnya, di desa tersebut memiliki potensi keanekaragaman hayati yang baik.

“Dinas Pariwisata mungkin bisa berpartisipasi dalam kegiatan peningkatan kapasitas terkait pengelolaan pariwisata di areal karamba,” katanya.

Kepala Desa Hakatutobu, Nurdin mengatakan, penanaman mangrove maupun transplantasi terumbu karang serta workshop keanekaragaman hayati ini sudah sering dilakukan di desanya, namun kegiatan tersebut belum memberikan dampak maksimal terhadap perubahan perilaku masyarakat setempat. Terlebih, masih ada sebagian nelayan desa setempat yang melakukan pemboman ikan.

Karena itu, ia meminta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tenggara (Sultra) agar memberikan pemahaman tentang pelestarian keanekaragaman hayati di Desa Hakatutobu diantaranya dengan memberikan dukungan terhadap rencana pembuatan penangkaran habitat satwa liar yang dilindungi.

“Saya juga tidak henti-hentinya mengingatkan masyarakat agar turut menjaga keanekaragaman hayati yang dimiliki desa ini,” ujarnya.

Sementara itu, Polhut Madya Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Sultra, Sinyo menegaskan akan memastikan dukungannya terhadap pelestarian lingkungan yang dilakukan KAPAL bersama ANTAM di Desa Hakatutobu.

Ia juga meminta agar sejumlah satwa liar yang berada di areal karamba segera dikoordinasikan dengan BKSDA Sultra untuk dilakukan pendataan serta pengurusan izinnya.

“Selain itu, pihak KAPAL juga bisa meminta bantuan bibit terumbu karang kepada BKSDA, kami akan berikan secara gratis,” janjinya.

Business Support Senior Manager PT ANTAM Tbk UBPN Kolaka, Ridho Anggoro menerangkan, memelihara keanekaragaman hayati bertujuan untuk mengembalikan ekosistem pesisir, mulai dari mangrove, terumbu karang dan padang lamun pada kondisi semula.

“Jika ekosistem ini sudah membaik, maka itu akan memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat, karena ekosistem tersebut nantinya akan menjadi lokasi pemijahan ikan, kepiting dan udang,” jelas Ridho Anggoro.

Dia juga memastikan dukungan ANTAM terhadap rencana pengembangan desa wisata di Hakatutobu, termasuk pembuatan kawasan konservasi pesisir oleh BKSDA Sultra.

“Kami berharap, masyarakat mendukung kegiatan pelestarian lingkungan ini. Karena dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat itu sendiri,” lanjutnya.

Menurutnya, program ini tidak bisa dilakukan secara parsial, sehingga dibutuhkan kolaborasi para pihak untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat dalam rangka mewujudkan keanekaragaman hayati yang lestari.

Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kolaka, Umar menyampaikan apresiasinya kepada ANTAM dan KAPAL Kolaka yang telah berinisiatif menggagas program-program pelestarian lingkungan, khususnya untuk pelestarian habitat pesisir dan laut di Desa Hakatutobu.

Kata dia, transplantasi terumbu karang sangat dibutuhkan untuk regenerasi terumbu karang sebagai syarat mutlak dalam pemulihan ekosistem perairan laut.

Dia juga berharap, masyarakat mulai meningkatkan kesadarannya terhadap pentingnya menjaga kelestarian terumbu karang, agar habitat ekosistem perairan laut di Desa Hakatutobu bisa kembali pulih.

Dalam kegiatan tersebut turut hadir perwakilan dari BKSDA Sultra, Dinas Pariwisata Kabupaten Kolaka, serta Dinas Kelautan dan Periklanan Kabupaten Kolaka.

Workshop keanekaragaman hayati tersebut dihadiri oleh masyarakat Desa Hakatutobu. Kegiatan ini dilakukan usai seremoni penanaman 1.000 pohon mangrove di pesisir desa.

Sementara kegiatan transplantasi terumbu karang dilakukan di areal karamba Desa Hakatutobu. Dalam kesempatan ini, dilakukan penanaman sebanyak 10 media terumbu dengan jenis karang spider. (Red)

Editor

Comment