LASUSUA, TOPIKSULTRA.COM — Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Tanpanama Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), tak hanya berkutat pada penyiapan mutu air baku, tetapi kini mulai merambah pada bisnis Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Direktur Utama PDAM Tirta Tanpanama, H. Jumadi menuturkan, tahun 2021 ini pihaknya merencanakan Pengembangan bisnis PDAM melalui usaha air minum dalam kemasan ( AMDK). “Kita akan memproduksi kemasan botol 300 ml (kecil) sampai 600 ml (sedang), dan nantinya akan di kelola oleh unit usaha PDAM masing – masing du wilayah Kabupaten Kolaka Utara,” kata Jumadi kepada wartawan, Kamis (11/2/2021), di ruang kerjanya.
Jumadi yang lebih kondang sebagai Da,’i mengaku, pengalaman tersebut belajar dari sejumlah PDAM di Jawa yang kini banyak mengembangkan bisnis AMDK.
“Ada 10 PDAM di wilayah Jawa yang pernah kami kunjungi dan telah mengembangkan usaha seperti ini, diantaranya kulonprogo. Termasuk Luwu Utara di Sulawesi Selatan,” ujarnya.
Menurutnya, dengan adanya peningkatan kapasitas usaha, ada empat hal yang ditawarkan untuk kepentingan daerah: Pertama, InsyaAllah bisa membuka lapangan kerja yang merupakan kewajiban daerah untuk mensejahterahkan rakyatnya. Kedua, ini menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD) karena ini jelas sumber air dalam kemasan adalah provit. Beda kalau air berekening, itu service atau pelayanan. Ketiga, tentu mengurangi biaya konsumsi air minum aparatur daerah. Keempat, harga yang kita berikan lebih terjangkau kepada masyarakat umum.
Untuk sementara, tambah Ustad Jumadi yang digelari Kyai Muda, pihaknya baru merencanakan dalam dua kemasan botol, yakni 300 ml dan 600 ml. “Ini lebih aman, kalau dalam kemasan gelas itu repot karena harus pakai pipet jadi kalau kemasan botol sudah aman,” katanya.
Jumadi berharap, rencana tersebut kemungkinan baru bisa terwujud ditahun 2022, mengingat tahub 2021 sudah lewat penganggaran. “Sebenarnya kita sudah usulkan untuk 2021, tetapi karena butuh proses panjang, jadi tertunda dan InsyaAllah semoga tahun 2022 sudah dapat restu dari pemegang kebijakan dan semua pihak dapat mendukung program ini,” tuturnya.
Jumadi menegaskan, kehadiran AMDK produksi PDAM, bukan untuk bersaing dengan produk swasta lainnya. Namun yang terpenting bagaimana membuat produk berkualitas dengan harga terjangkau.
“Kita tinggal menjaga bagaimana pembinaan usaha lokal sehingga dapat bersaing,” katanya.
Terkait sumber mata air, Jumadi menyebut ada dua titik lokasi sumber mata air bersih yang sudah di survey, yakni di Desa Watuliwu kecamatan Lasusua dan di Desa Latawaro serta Desa Iwoise kecamatan Lambai.
Dari dua pilihan tersebut, keduanya punya plus minus yang bisa menjadi pertimbangan untuk penentuan sumber mata air bersih.
Menurutnya, kalau bicara fasilitas gedung dan efesiensi anggaran, pasti kita pilih yang terdekat karena sarananya sudah kita miliki dan kalau berbicara soal efektivitas dan kualitas sumber mata air, Desa Latawaro dan Iwoise pilihan tepat karena kualitas air cukup bagus dan tidak memiliki zat kapur. “Itu kita melihat secara kasat mata, tetapi kita harus uji laboratorium nantinya. Ini semua tidak bisa berjalan secara tiba – tiba tetapi semua terencana dan melalui proses dan tahapan,” ujarnya.
Laporan : Ahmar