KOLAKA, TOPIKSULTRA.COM — Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Perubahan RPJMD Kabupaten Kolaka Tahun 2019-2024 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2022, yang digelar Selasa, (30/3/2021), di salah satu hotel di Kolaka, menghadirkan 4 narasumber dari 4 kementerian.
Keempat narasumber yang hadir secara virtual masing-masing mewakili Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Bappenas.
Koordinator Fasilitas Pendampingan Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi, Suhandani, membahas bagaimana hirarki pengelolaan pengelolaan pemerintahan dari desa, bupati, dimana dengan adanya dana desa seolah-olah bahwa camat, bupati bukan atasan kepala desa.
Narasumber lain yakni Wawan Gunawan, Direktur pengembangan Destinasi Regional II Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Ereatif, memaparkan bagaimana menyikapi kondisi ekonomi nasional saat ini terkhusus pembukaan lapangan kerja baru melalui pembangunan destinasi wisatadan pembangunan ekonomi kreatif di kabupaten.
Sementara Anang Indiawan Lastika Putra, mewakili Direktur Perencanaan, Evaluasi dan Informasi Pembangunan Daerah, Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri, memaparkan bagaimana substansi penyusunan dari perubahan RPJMD dan RKPD berdasarkan peraturan perundangan terbaru.
Deputi Bidang pendanaan Pembangunan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / Bappenas, Leonard VH Tampubolon, yang tampil lebih awal membahas bagaimana membuat perekonomian dalam satu klaster /wilayah seperti pembangunan Teluk Bone.
Bupati Kolaka, Ahmad Safei dalam sambutannya mengungkapkan, luasnya skala dampak pandemi Covid- 19, telah menyebabkan tidak maksimalnyaproduksi beberapa sektor ekonomi, khususnya di sektor pertambangan dan penggalian, sehingga mengoreksi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kolaka yang terkontraksi mencapai minus 4,09 persen. Namun beberapa sektor ekonomi lainnya tetap eksis, bahkan bertumbuh 5 sampai 7 persen seperti sektor pertanian, industri, perdagangan dan jasa lainnya.
“Hal ini menunjukkan bahwa sektor ekonomi dasar mampu bertahan dalam kondisi sulit sekalipun,” katanya.
Safei menjelaskan, berdasarkan Kolaka Dalam Angka 2020 dari Badan Pusat Statistik, realisasi pertumbuhan ekonomi mengejutkan. Ketergantungan terhadap sektor pertambangan begitu besar sehingga dengan sedikit goncangan saja pada sektor ini, membuat grafik pertumbuhan ekonomi daerah menukik tajam.
Hal ini kata bupati, menjadi catatan penting agar segera melakukan perubahan pola pikir terhadap kontribusi sektor-sektor yang selama ini menjadi primadona seperti pertanian dalam arti luas, industri dan ekonomi kreatif lainnya ternyata mampu bertahan dalam kondisi sulit dan terus tumbuh sebagai penyelamat ekonomi daerah.
Laporan: Azhar Sabirin