Siapkan Pengelola Pabrik Kakao, Disbunnak Kolut Akan Kirim Staf untuk Magang di Bali dan Batu

banner 468x60

TOPIKSULTRA.COM, LASUSUA — Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Ismail Mustafa, mengakui kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang akan membuat olahan makanan dan minuman dari bahan baku kakao belum siap.

“Kalau sekedar bikin bisa, tapi yang mempunyai rasa khas enak itu yang belum bisa,” katanya kepada topiksultra.com, Senin, (13/9/2021), di ruang kerjanya.

Karena itu, kata Ismail, pihaknya berencana akan mengirim beberapa orang staf untuk dimagangkan di salah satu pabrik pengolahan coklat di Bali dan Batu Kota Malang. Namun karena di daerah tersebut masih pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), sehingga
mereka menolak untuk menerima. “Kami diminta bersabar menunggu
sampai masa PPKM berakhir,” ujarnya.

Ia menegaskan, sudah siapkan semua perencanaan bahkan sudah ada dua tim magang yang siap dikirim ke Bali untuk tenaga ahli pengolahan dan permentasi coklat serta tim permentasi dan kelembagaan.

Ismail berharap, pembuatan produk jadi kakao akan segera dilaunching pada saat HUT kabupaten Kolaka Utara mendatang.

Pabrik kakao yang ada saat ini jelas Ismail, adalah program dari kementerian pertanian dalam hal ini dirjen perkebunan dimana penganggaran dan pengelolaan secara bertahap.

“Tahun ini adalah penyusunan bisnis plant dari kementerian dan sangat penting untuk menjadikan acuan satu badan usaha (korporasi) untuk berbisnis, pola seperti apa yang harus dilakukan sampai ke tingkat
pemasarannya secara profesional dan modern,” tuturnya.

Terkait pengelolaan pabrik kakao Kolut saat ini, Ismail mengatakan agar tidak terjadi kekosongan kegiatan di masa pandemi Covid-19, pihaknya merekrut pihak yang akan menghidupkan beroperasinya pabrik untuk sementara waktu. “Nantinya akan ada tim dari kementerian yang nantinya akan mengassesment calon karyawan pengelola pabrik kakao,” katanya.

Untuk mengelola pabrik kakao Kolut, pihaknya mengirim 7 orang staf honorer Dinas Perkebunan dan Peternakan Kolut, untuk magang selama sepekan di Universita Halu Oleo. “Karena di Unhalu sendiri sudah
memiliki mesin dan mereka sudah memiliki pengalaman untuk membuat
formula coklat yang memiliki rasa enak,” ujarnya.

Ismail menargetkan, oktober 2021 sudah harus ada produk diciptakan, dimana bahan bakunya langsung dibeli dari petani dan dibawa ke pabrik untuk di lakukan permentasi sesuai dengan aturan waktunya. “Lalu dikeringkan kemudian kita proses menjadi coklat siap konsumsi,”katanya.

Laporan : Ahmar

Editor

Comment