Rembuk di Kecamatan Batu Putih, TPPS Kolut Bahas Kasus Stunting Balita

Berita, Kolaka Utara1406 Views

TOPIKSULTRA.COM, KOLAKA UTARA — Di Pertemuan terakhir (Ke-5) di Kecamatan Batu Putih Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Kolaka Utara melaksanakan Rembuk Stunting, bersama dengan Tim Percepatan Penurunan Stunting Kecamatan Batu Putih, Tolala dan Porehu, Pemerintah Desa,Tim Kesehatan dari Puskesmas, Tenaga Penyuluh KB, serta para Kader Posyandu Desa untuk menindaklanjuti hasil Sensus Stunting yang di laksanakan pada bulan Juni tahun 2024.

Kehadiran TPPS tersebut guna membahas jumlah angka kasus Stunting di tiga Kecamatan, Batu Putih, Tolala dan Porehu serta penanganan selanjutnya terhadap jumlah Balita yang mengalami penyakit baik itu Stunting,gizi buruk, resiko gizi lebih, gizi lebih, obesitas, Wasting,dan Underweight.

Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Sekertaris Bappeda Kabupaten Kolaka Utara. Muh. Fadly, S.T., M.T dan didampingi sejumlah perwakilan OPD, Forkopinda dan di hadiri Camat Baru Putih, Porehu, Tolala serta dari perwakilan unsur TNI Polri yang dipusatkan di Aula Kantor Kecamatan Batu Putih. Selasa (9/7/2024).

Dihadapan Peserta Rapat Rembuk Stunting juru bicara TPPS Kabupaten Kolaka Utara dari Dinas Kesehatan,Muliani, SKM menyampaikan hasil Posyandu yang dilaksanakan di seluruh wilayah di tiga Kecamatan mulai dari Batu Putih, Tolala dan Porehu dan ketiganya telah mencapai target 100 persen.

“Mari kita lihat bersama hasil pengukuran dan penimbangan terhadap Balita di Posyandu dan data tersebut telah di input oleh petugas gizi Puskesmas di aplikasi ePPBGM dan data ini kita akan gunakan sebagai bahan pelaporan di Kementerian Kesehatan sebagai dasar kita untuk melakukan Intervensi Stunting,” ujar Muliani saat menyampaikan hasil Sensus Stunting di Aula Kantor Kecamatan Batu Putih. Selasa (9/7/2024)

Lebih lanjut, Muliani mengatakan sebelumnya pihaknya menyampaikan hasil dari 17 Kabupaten dan Kota di Sulawesi Tenggara, Kolaka Utara berada di urutan pertama mencapai target 100 persen berdasarkan hasil inputan petugas gizi dari 16 Puskesmas Kecamatan.

“‘Data ini sudah ditarik secara keseluruhan dari aplikasi ePPBGM dan hasil pengukuran telah mencapai 100 persen terhadap Balita di tiga Kecamatan Batu Putih, Tolala dan Porehu” katanya

Lebih lanjut, Muliani mengatakan jumlah data sasaran balita sesuai dengan data di aplikasi ePPGBM Kecamatan Batu Putih dari 11 Desa dan Kelurahan di dua Puskesmas Batu Putih dan Puskesmas Latowu jumlah sasaran Balita sebanyak 711 orang telah di diukur dan ditimbang mencapai 100 persen

“Jumlah Stunting di Kecamatan Batu Putih, dari dua Puskesmas pertama di Puskesmas Batu Putih dari enam Desa dan Kelurahan sasaran Balita sebanyak 318 orang telah diukur dan ditimbang dan telah mencapai target 100 persen dan ditemukan jumlah kasus Stunting terhadap Balita,  21 orang, prevalensi Stunting 6,60 persen,” ujar Muliani saat menyampaikan hasil rekap posyandu. Selasa (9/7/2024).

Adapun gizi buruk nol, resiko gizi lebih 18 orang Balita,gizi lebih 4 orang, obesita, 1 orang, Wasting,8 orang dan Underweight,22 orang Balita.Sementara dari hasil rekap Posyandu di Puskesmas Latowu di 6 Desa dengan jumlah sasaran Balita sebanyak 393 orang juga telah mencapai target 100 persen.

” Jumlah Balita Stunting di 6 Desa tersebut terdapat 13 orang Balita, prevalensi Stunting mencapai 3,31 persen gizi buruk 1 orang,resiko gizi lebih,6 orang,gizi lebih nol, obesitas,nol, Wasting,18 orang dan Underweight,26 orang,” ungkapnya

Muliani juga menyebut untuk di Kecamatan Porehu hasil rekap Posyandu di 8 Desa dengan jumlah sasaran Balita sebanyak 404 orang yang diukur dan ditimbang dan telah mencapai target 100 persen.

” Hasil rekap Posyandu yang dilaksanakan di 8 Desa kecamatan Porehu ditemukan Balita Stunting, 25 orang dengan angka prevalensi Stunting mencapai 6,19 persen, Balita gizi buruk nol, resiko gizi lebih 32 orang, gizi lebih, 10 orang, obesitas, 2 orang, Wasting, 1 orang dan Underweight, 39 orang,” sebutnya

Begitu pula di Kecamatan Tolala di 6 Desa dengan jumlah sasaran Balita 285 orang yang telah di ukur dan ditimbang di Posyandu juga telah mencapai target 100 persen dan hasilnya ditemukan jumlah Balita Stunting sebanyak 19 orang dengan angka prevalensi Stunting mencapai 6,67 Persen. Gizi buruk nol, resiko gizi lebih, 25 orang, obesitas, 3 orang, Wasting, 10 orang dan Underweight 15 orang,”katanya

Menurutnya, prinsip pemberian makanan tambahan lokal Balita, berupa makanan siap santap, dalam bentuk makanan lengkap atau makanan selingan atau kudapan kaya protein hewani dengan memperhatikan gizi seimbang.

“Sumber protein hewani diharapkan dapat bersumber dari 2 jenis bahan pangan hewani yang berbeda. Misalnya telur dan ikan, telur dan ayam, telur dan daging. Tujuannya untuk mendapatkan kandungan protein tinggi dan asam amino lengkap,” terangnya

Sedangkan berupa tambahan asupan dan bukan pengganti makanan utama. PMT disertai edukasi (demontrasi atau penyuluhan dan konseling) dengan mengedepankan prinsip pemberdayaan masyarakat. Lama waktu pemberian makanan tambahan sesuai dengan masalah Balita gizi kurang diberikan makanan tambahan 48 minggu,Balita berat badan kurang diberikan makanan tambahan selama 28 hari. Balita tidak naik berat badannya (T) diberikan makanan tambahan selama 14 hari.

“Diberikan setiap hari.dalam 1 siklus menu setidaknya diberikan 1 kali makanan lengkap sebagai sarana edukasi isipiringku, sisa hari lainnya diberikan sebagai makanan selingan atau kudapan. PMT lokal pada anak 6-23 bulan, dilakukan sesuai prinsip Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) dan tetap
melanjutkan pemberian AS(on demand) 12,” ucapnya

Menurutnya, prinsip pemberian makanan tambahan lokal Ibu hamil berupa makanan siap santap, dalam bentuk makanan lengkap atau makanan selingan atau kudapan yang mengandung protein hewani dengan memperhatikan gizi seimbang, membatasi penggunaan gula, garam dan lemak tinggi (GGL).

“Berupa tambahan asupan dan bukan pengganti makanan utama. PMT disertai edukasi (demontrasi penyuluhan konseling) Mengedepankan prinsip pemberdayaan masyarakat lama waktu pemberian makanan tambahan makanan tambahan Ibu hamil diberikan selama minimal 120 hari diberikan setiap hari.Dalam 1 siklus menu setidaknya diberikan 1 kali makanan lengkap sebagai sarana edukasi isi piringku, sisa hari lainnya diberikan sebagai makanan selingan/kudapan padat gizi,” jelasnya

Laporan : Ahmar

Editor

Related Posts

Jangan Ketinggalan Berita Lainnya

Comment