LASUSUA, TOPIKSULTRA.COM — Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), merilis angka pengangguran di wilayah pemekaran Kolaka 17 tahun lalu ini meningkat di tahun 2020.
Kepala BPS Kolaka Utara, Zablin, mengungkapkan hasil survey Agustus 2020 angka persentase tingkat pengangguran mengalami peningkatan dari 1,37 persen pada tahun 2019, menjadi 2,13 persen di tahun 2020.
Menurutnya, meningkatnya angka penduduk pengangguran ini terjadi pada sektor konstruksi (bangunan) dan perhubungan angkutan darat seperti sopir mobil.
Peningkatan angka pengangguran meningkat tajam akibat dampak Covid-19, karena pada tahun 2020 ini hampir tidak ada masyarakat yang melakukan pembangunan, baik rumah pribadi maupun bangunan pemerintah.
“Sedangkan pada sektor perhubungan atau jasa angkutan umum juga terjadi angka pengangguran karena Aadanya pembatasan bepergian, “tutur Zablin kepada wartawan di uang kerjanya, Selasa, (12/1/2021).
Sementara, indikator kemisikinan berdasarkan data rilis BPS Kolut, jumlah penduduk miskin tahun 2020 sebanyak 19,83 jiwa atau 12,96 persen. Selisih tipis dibanding tahun sebelumnya, dimana jumlah penduduk miskin di tahun 2019 sebanyak 19,8 ribu jiwa atau 13,19 persen.
Zablin menduga, selain dampak pandemi, peningkatan angka pengangguran juga disebabkan faktor lain, seperti adanya proses output dan outcam, salah satunya terjadi pada tingkat pendapatan dan penghasilan masyarakat itu sendiri, baik dari sektor perikanan dan Pertanian.
“Melambatnya penurunan angka kemiskinan pada bulan Maret 2020, dari angka 13,19 persen tahun 2019 menjadi 12,96 persen tahun 2020 hanya 0,27 persen turunnya,” katanya.
Menrutnya, salah satu yang mempengaruhi melambatnya penurunan angka kemiskinan terjadi pada sektor perikanan dan pertanian.
“Salah satu contoh pengiriman ikan ke kota Makassar itu menurun, bahkan para pengumpul banyak yang tutup akibat dampak pandemik covid-19,” ujarnya.
Sedangkan, di sektor pertanian, beber Zablin, tingkat produksi harga jagung anjlok sehingga peningkatan pendapatan selama bulan Maret 2020
sangat menurun ketimbang pada bulan Maret 2019.Dari hasil data BPS tahun 2020, jumlah produksi padi dan jagung di tingkat petani mengalami
Peningkatan, sementara luas tanam dan luas panen padi dan jagung menurun.
“Hal tersebut dipicu tingkat antusias petani sawah dan jagung untuk menanam sangat minim karena disebabkan faktor pupuk dan bibit yang tidak terjangkau,” kata Zablin.
Laporan : Ahmar