TOPIKSULTRA.COM, LASUSUA — Produktivitas padi di Kecamatan Rante Angin Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) tahun 2021 ini anjlok. Penyebabnya, gegara suplay air dari bendungan Rante Angin tidak maksimal pasca jebolnya pada Januari 2021 lalu, akibat terjangan banjir.
Kepala Seksi (Kasi) Produksi Tanaman Pangan, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kolaka Utara, Ronaldi, mengatakan
tahun 2019 luas panen padi sawah di Kecamatan Rante Angin khususnya Desa Landolia, kelurahan Ranteangin, dan Rante Baru mencapai 689 hektar dengan produktivitas perhektarnya sekitar 5,6 ton, sehingga realisasinya mencapai 3.880 ton.
Sementara produksi padi tahun 2020 mencapai 3.862 ton dengan luas panen 618 hektar, dan produktivitas perhektarnya 6,2 ton. “Beda dengan tahun 2021 ini, produktivitas padi sawah menurun drastis dari 6,2 ton per hektar di tahun 2020, sekarang produktivitasnya hanya 4 ton per hektar dengan luas panen sekitar 131 hektar,” tuturnya kepada TOPIKSULTRA.COM, Rabu, (22/9/2021), di ruang kerjanya.
Menurutnya, untuk tetap produktif dalam bersawah, petani di tiga desa tersebut masih melakukan penanaman dengan memanfaatkan air seadanya yang diperoleh dari saluran bendungan darurat. “Bulan ini kelurahan Rante Angin dan Desa Landolia sudah melakukan penanaman dengan luas 225,5 hektar. Sementara petani di Desa Rante Baru kemungkinan menanam dibulan Oktober 2021,” katanya.
Kepala Dinas Tanaman pangan dan hortikultura Kabupaten Kolaka Utara, H. Syamsul Rijal, mengatakan mengantisipasi tidak maksimalnya suplay air, pihaknya melakukan langkah antisipasi dengan menurunkan alat berat excavator atas biaya swadaya petani. “Para petani menanggung biaya bahan bakar excavator, ” ujar Syamsul Ridjal kepada TOPIKSULTRA.COM.
Menurutnya, langkah tersebut terpaksa dilakukan karena kondisi tanaman padi sudah mulai berisi, dan dengan upaya tersebut air kembali mengaliri persawahan petani meski hasilnya belum maksimal. “Andai upaya tersebut tidak dilakukan, kemungkinan produksi padi di Kecamatan Rante Angin tahun ini nol, karena produksi padi sangat bergantung pada suplai air yang teratur,” tuturnya.
Terkait kerusakan bendungan, kata Syamsu Ridjal, pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas PUPR Bidang Pengelolaan Sumberdaya Air. “Mereka akan melakukan perbaikan dan mudah-mudahan tahun ini dilakukan pembenahan, sehingga produktivitas padi petani dapat kembali meningkat,” ujarnya.
Laporan : Ahmar
Comment