TOPIKSULTRA.COM, LASUSUA — Penutupan akses jalur sungai yang biasa digunakan para nelayan di Desa Lametuna Kolaka Utara, untuk menambatkan perahu mereka, berbuntut dengan aksi balas-penutupan jalan masuk ke lokasi proyek pembangunan bandara oleh sejumlah nelayan.
Pasalnya, penutupan jalur sungai oleh pihak kontraktor bandara, PT Monodon Pilar Nusantara, menyebabkan sejumlah perahu nelayan di Desa Lametuna tidak bisa keluar melaut. Hal ini memantik protes dari warga setempat khususnya nelayan. Para nelayan pun menggelar aksi dengan menutup jalur jalan keluar masuknya armada pengangkutan
material proyek yang sedang dikerjakan PT Monodon Pilar Nusantara.
Ketua kelompok nelayan Desa Lametuna, Kalamuddin, mengatakan, ada pertemuan sebelumnya dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Kolut di kantor camat pasca pembebasan lahan, pemerintah berjanji tidak akan menutup muara sungai sebelum pemda membuat tambatan perahu bagi nelayan di Desa Lametuna.
“Namun faktanya, ketika muara sungai ditutup, tambatan perahu yang dijanjikan pemda belum di buat,” katanya kepada wartawan, Sabtu (20/11/2021) , di lokasi proyek bandara.
Kalamuddin dan para nelayan Lametuna kesal karena pihak kontraktor diam-diam melakukan penutupan muara sungai tanpa ada kordinasi dengan masyarakat dan pemerintah setempat.
“Mereka menutup muara sungai sekitar jam 1 malam, tepatnya di malam jum’at lalu, tanpa sepengetahuan masyarakat nelayan dan pemerintah desa. Sementara di dalam muara sungai masih banyak perahu nelayan,” protesnya.
Kalamuddin megaku sudah berusaha berkomunikasi dengan pihak kontraktor, pemerintah kecamatan, dan perwakilan pemerintah daerah namun tidak ada respon.
“Kalau perahu nelayan yang masih di dalam muara itu mau dikeluarkan, pihak kontraktor wajib membuka kembali muara sungai yang sudah ditutup, dan jangan ditutup lagi sebelum pemerintah membuat tambak labu sementara untuk nelayan,” tuturnya.
Menurutnya, akibat penutupan jalur sungai, sudah dua hari nelayan Lametuna tidak dapat keluar melaut, karena muara sungai ini akses satu-satunya bagi nelayan yang hendak melaut.
Salah seorang nelayan, Jusman, mengaku sempat kebingungan ketikapulang dari melaut dan ingin menambatkan perahunya, ternyata tidak dapat lagi masuk karena muara sungai sudah ditutup oleh pihak kontraktor.
“Untungnya cuaca bagus sehingga perahu ditinggal di luar dekat tanggul lokasi bandara,” katanya.
Lain halnya dengan pendapat Jasmin, yang juga nelayan setempat. Ia menilai penutupan jalur sungai, bisa berdampak timbulnya banjir dan air sungai terancan meluap di tengah perkampungan warga.
Laporan : Ahmar
Comment