MUNA BARAT, TOPIKSULTRA.COM — Pembangunan lima gedung di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kusambi Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna Barat (Mubar) tidak selesai dikerjakan alias mangkrak.
Proyek yang dikerjakan sekitar bulan Juli 2020 dari PUPR Prov.Sultra, berhenti dikerjakan sekitar tiga bulan yang lalu.
Kepala Sekolah SMP N 1 Kusambi, La Haji, mengaku, proyek tersebut berasal dari Dinas PUPR Prov.Sultra yang dikerjakan oleh pihak ketiga.
Menurutnys, ada lima gedung yang dibongkar yakni dua gedung untuk ruang belajar, ruangan dewan guru, gudang dan Mesjid. Lima gedung itu sudah dikerja namun belum selesai.
“Ada yang sudah diatapi, ada yang rata kap, dan ada yang baru dipondasi,” kata La Haji kepada topiksultra.com,
La Haji menyarankan agar langsung mengonfirmasi di Dinas PUPR Provinsi terkait mangkraknya proyek tersebut.
“Saya tidak tau masalah ini, tidak ada informasi, apalagi soal anggaran dan perusahaan yang mengerjakan saya tidak tau, karena memang tidak ada hubungan dengan kepala sekolah,” tuturnya.
La Haji merasa tidak punya hak untuk mengetahui program yang masuk disekolahnya. Bahkan dia mengaku tidak memiliki hubungan dengan pekerjaan itu.
“Say tidak tau, tidak ada hubungannya dengan saya karena itu dikerjakan oleh pihak ketiga, nanti sudah selesai baru diserahkan melalui Diknas sebagai perwakilan sekolah . Itu tidak lewat kepala sekolah dan menurut saya itu tidak ada hak untuk mengetahui,” ujarnya.
Meski demikian, La Haji mengakui pernah melakukan kordinasi dengan pihak kontraktor bersama Dinas Pendidikan Mubar bahwa di SMP Negeri 1Kusambi ada program bansos.
“Itu saja yang saya tau, selebihnya siapa yang kerja, kemudian anggarannya dari mana, dikerjakan dari bulan berapa ke bulan berapa saya tidak tau. Karena saya mau cari tau bagaimana, saya tidak ada keterkaitan disitu,” katanya.
Ditanya, apakah ada papan proyek terpasang saat pelaksanaan, La Haji mengaku pernah ada hanya saat itu dia tidak perhatikan apa nama perusahaan yang kerjakan dan berapa nominal anggarannya.
“Ada papan proyeknya tapi sekarang sudah rebah dan saya tidak perhatikan. Jadi mengenai itu Lillahitaala saya tidak tau,” katanya.
Menurutnya, tahun 2019 lalu sekolahnya juga pernah mendapatkan bantuan serupa dengan anggaran Rp2 miliar lebih. Setelah dikerjakan mereka serah terimahkan kepada dinas pendidikan Mubar yang mewakili sekolah.
“Tapi progres pekerjaannya tahun 2019 itu tuntas”, katanya.
La haji juga tak menampik, akibat mangkraknya pembangunan lima gedung tersebut, mengganggu aktivitas proses belajar mengajar. “Kita manfaatkan saja dulu gedung yang ada”,ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Mubar, Jamuddin mengaku bahwa proyek pembangunan lima gedung sekolah SMP Negeri 1 kusambi dikerjakan dari balai PUPR.
Namun ia juga tidak mengetahui pasti siapa yang melakukan pekerjaan tersebut.
“Yang pasti di bongkar tahun 2020 tapi sampai tahun ini belum tuntas dikerjakan,” katanya.
Menurutnya, diknas selaku selaku pemilik aset telah dirugikan oleh kontraktor yang mengerjakan pembangunan gedun SMP Negeri 1 kusambi tersebut. Jamuddin mengaku telah memerintahkan Kepala sekolah untuk melakukan kordinasi di PUPR Prov.Sultra, dab kalau tidak ditindak lanjuti, pihaknya akan menempuh jalur hukum
“Dinas Pendidikan Mubar sangat dirugikan, karena asetnya dibongkar, kemudian proses pekerjaan tidak selesai,” katanya.
Laporan: Laode Pialo