TOPIKSULTRA.COM, KENDARI – Memasuki musim kemarau yang diprediksi akan berlangsung pada bulan Juni ini, Dinas Kehutanan (Dishut) Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai mengambil langkah-langkah antisipasi terjadinya kebakaran hutan lahan (Karhutla).
Salah satunya dengan melakukan koordinasi dengan seluruh pihak Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang ada di Sultra untuk mengantisipasi terjadinya karhutla.
Kepala Bidang Perlindungan Hutan (Kabid Ph), Rafiudin. A mengatakan, koordinasi tersebut merupakan bentuk sinkronisasi yang dilakukan Dishut Sultra pada wilayah-wilayah dengan titik hotspot yang berpotensi tinggi terjadi karhutla.
“Tanggal 30 Mei kemarin kami sudah melakukan kegiatan sinkronisasi di KPH Tina Orima Bombana, dan mereka senantiasa melakukan patroli, terutama di titik hotspot itu,” kata mantan kepala KPH Bularaya itu.
Rafiudin mengatakan, pihak KPH saat ini juga selalu aktif memonitoring pengendalian karhutla, termasuk melakukan pembinaan serta sosialisasi kepada masyarakat yang bermukim di sekitaran kawasan hutan.
Menurutnya, sosialisasi serta pembinaan yang dilakukan oleh KPH menjadi sangat penting, mengingat banyak masyarakat yang bermukim di kawasan hutan berprofesi sebagai petani.
“Kebanyakan kegiatan masyarakat ini adalah perkebunan, jadi jangan sampai mereka membakar lahan untuk membersihkan kebunnya. Untuk itu mereka harus diberi pemahaman agar senantiasa menjaga itu,” ujar Rafiudin.
Setelah KPH Tina Orima Bombana, kata Rafiudin, pihaknya akan melakukan sinkronisasi dan koordinasi dengan KPH-KPH lain yang ada di Sultra sebagai langkah antisipasi terjadinya karhutla ini.
“Kemarin kami sudah dari Bombana, perencanaan berikutnya mungkin di bulan ini dan bulan-bulan berikutnya kami akan kembali melakukan Sinkronisasi. Karena itu sudah menjadi kewajiban kami untuk melakukan Sinkronasi terhadap KPH-KPH,” pungkasnya
Sementara itu, Pengendali Ekosistem Hutan Dishut Sultra, Nurmin menjelaskan, Bombana merupakan daerah rawan terjadinya Karhutla utamanya didaerah yang memiliki vegetasi savana alang-alang.
Dikatakan, sepanjang jalan menuju Bombana dari Taman Nasional Rawa Aopa itu, Desa Tatangge sampai menuju Lantari Jaya perbatasan Kabupaten Bombana, kanan kiri jalan itu savana. “Jadi kalau misalnya musim kemarau, pengendara motor tanpa sengaja membuang puntung rokok, bisa langsung terbakar,” tutupnya.
Laporan: Rahmat Rahim
Comment