Cerita Tahanan di Polres Bombana, Atasi Kejenuhan dengan Perbanyak Ibadah dan Tobat

BOMBANA, TOPIKSULTRA.COM — Mendekam di dalam sel tahanan, tentu bukanlah hal yang menyenangkan bagi orang yang sudah biasa hidup bebas. Tidak sedikit orang merasa jenuh berlama-lama dibalik jeruji besi tersebut. Tetapi hal itu akan sedikit berbeda jika selama masa tahanan disibukkan dengan hal positif. Seperti halnya yang di alami MN(37) atau sebut saja Mun (Inisial)seorang Tahanan Polda Sultra yang ditipkan di Polres Bombana. Menurutnya, rajin beribadah dan memperbanyak tobat adalah pilihan yang tepat untuk menjernihkan suasana hati, rohani dalam mengahadapi situasi serta kondisi di dalam sel tahanan.

Kurang lebih dua bulan lamanya katanya ia di titipkan di Polres Bombana, atas Kasus yang tidak Ia disebutkan. Namun untuk mengisi suasana hati selama berada di ruang tahanan Polres Bombana tak banyak waktu yang Ia sia-siakan, melainkan, kebanyakan waktunya dijalani dengan kegiatan bermanfaat dan bernilai ibadah.

Sebagai seorang Muslim, masa tahananya tersebut, Mun jalani dengan memperbanyak tobat, baik dengan menunaikan ibadah Salat Fardhu lima waktu tanpa pernah mau ketinggalan. Sesekali ia mengaku, juga turut melaksanakan ibadah yang di Sunnahkan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam.

“Dengan masuknya kita ke dalam sini kita banyak menyadari hal. Biasanya kalau kita Salat malam itu kita bangun, banyak hal-hal yang kita ingat kembali di dalam diri kita, ternyata banyak sekali kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan,” tuturnya saat di temui di ruang tahanan Polres Bombana, Selasa, (16/2/2021).

Di akuinya, selama mengerjakan sejumlah rangkaian ibadah tersebut, Ia mendapatkan kesejukan hati dan jiwa. Meskipun sebelum menjadi tahanan Polisi, hal tersebut sudah biasa ia lakukan. Akan tetapi serangkaian ibadah yang kini dilakukan di dalam ruang tahanan ditersebut, dinilainya tetap berbeda, sebab saat di luar lalu, tidak sebegitu rutin seperti dibalik jeruji besi seperti saat ini.

“Dengan kita disini. Sebenarnya kita juga sedang memperbaiki diri,” tutur lelaki yang katanya kerap di tunjuk sebagai Imam dan Khatib tersebut.

Ibadah Dengan Segala Keterbatasan

Menyikapi aturan yang tidak memperbolehkan tahanan menggunakan sarung ataupun celana panjang di dalam sel tahanan, Mun, mengatakan hal tersebut sudah dipahaminya, katanya aturan tersebut di berlakukan dan dijaga ketat oleh penanggung jawab tahanan, untuk mengantisipasi agar tidak terjadi tahanan bunuh diri dengan cara menggantung di dalam sel tahanan.

Mun memahami posisinya saat ini bahwa sebagian dari hak-haknya terkungkung. “Karena diatur oleh aturan. Setiap keputusan itu pasti ada alasannya. Menyikapi itu kita lakukan dengan segala keterbatasan, artinya menurut saya karena ketebatasan kita tetap maksimalkan yang ada. Intinya Allah maha tahu dan maha pengampun,” urainya dengan sedikit bedakwah.

Arahan Dari Polres Bombana

Menurut Mun, semua yang Ia dan sejumlah rekannya lakukan, tidak lepas dari pantauan anggota Polres Bombana, khusunya Kepala Satuan Perawatan Tahanan dan Barang Bukti (Sat Tahti) melalui Unit Perawatan Tahanan (Kanit Wattah), bahkan katanya hal tersebut merupakan pengarahan langsung dari Unit Perawatan Tahanan (Kanit Wattah), melalui Penanggung Jawab Piket, Aipda Huseng.

“Sering memberikan kita motivasi, memberikan kita kebebasan beribadah di dalam. utamanya itu salat fardhu kemudian mengaji,” tuturnya.

Hal tersebut bagi Mun dan rekan tahanan lainnya, tentu menjadi kebahagiaan tersendiri, terlebih lagi hal tersebut dinilainya memang sudah menjadi program Kepolisian yang harus memberikan pembinaan kepada tahanan ataupun narapidana sepertinya.

“Menjadi kesyukuran kami dapatkan kebebasan dalam hal ini beribadah. khususnya kita yang muslim. memang ini menjadi kegiatan rutin yang diadakan oleh setiap piket jaga. Sehingga kami pun bisa menyadari atas kesalahan kami. Saya mewakili semua teman-teman tahanan sangat berterima kasih, Polres bombana sudah sangat memuliakan kami,” ujar Mun

Penanggung Jawab Piket Unit Perawatan Tahanan, Aipda-Huseng.

Cerita Dari Penanggung Jawab Piket Unit Perawatan Tahanan, Huseng

Ketaatan dan ketekunan sejumlah tahanan dalam menjalankan ibadah tersebut tentunya karena ada faktor pendorong dari luar. Ialah Huseng, Polisi berpangkat Aipda. Saat di jumpai wartawan, Huseng anggota Sabhara yang di perbantukan di Sat Tahti sebagai penanggung jawab piket jaga di ruang tahanan tersebut mengaku hal itu adalah dorongan dari hatinya dengan segala inisiatif yang ia miliki.

Menurutnya dengan menekankan sejumlah Narapidana agar menjalankan ibadah, tersebut disertai dengan harapan agar suatu saat nanti mereka akan menjadi lebih baik dari saat ini.

“Tujuannya supaya dia sadar, biasa saya sendiri yang belikan Quran biasa saya suruh keluarganya,” ungakpanya di ruang jaga tahanan, Selasa, (16/2/2021).

Hal itu dilakukan huseng semata-mata untuk membantu para tahanan yang sedang berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik lagi dari hari ini. Menurut Huseng para tahanan Muslim yang berjumlah 27 orang tersebut, sudah di anggabnya sebagai teman ataupun saudara. Sebab sebagai manusia sudah sepatutnya saling membantu

“Saya sampaikan, yang membedakan dari kita itu cuman satu yaitu sifat, mudah-mudahan keluar nanti mereka sadar,” ujar mantan Bhabinkamtibmas di Poleang Timur ini.

Selain karena tugas dan tanggung jawab yang mengharuskan, kata Huseng Ia tidak pernah sedikitpun mengeluh, apalagi hal tersebut bernilai Ibadah.

“Ada yang puasa senin-kamis, biasa saya belikan makanan( untuk Sahur ), saya keluar belikan biasa jam jam 12 malam. Alhamdulillah saya tidak pernah jenuh,” ucapnya.

Diceritakan Huseng mengatasi edukasi ke agamaan didalam Sel tahanan tersebut di siasatinya dengan mengunakan potensi yang sudah ada. Menurutnya dengan mengarahkan yang sudah sedikit paham agar mengajari yang masih kurang pemahamanya dalam ibadah.

“Seperti yang tidak tau mengaji saya suru belajar ke yang sudah tau cara mengaji,” urainya.

Menurut Huseng menerapkan tahanan wajib ibadah kepada sejumlah tahanan sudah dilakukanya selama kurang lebih 3 bulan, sejak Ia di diperbantukan di Sat Tahti.

“Yang Muslim biasa yang pakai celana pendek tetap saya arahkan melaksanakan, saya pikir itu karena keadaan, tapi sekarang saya upayakan harus sampai lutut, celananya harus lewati lutut sedikit,” ucapnya.

Selanjutnya dikatakan Huseng, apa yang dilakukannya bersama tiga orang petugas jaga lainnya tersebut bukan lagi tanpa sepengetahuan Kapolres Bombana, AKBP, Dandy Ario Yustiawan, bahkan katanya Kapolres kerap melakukan pengecekan terhadap apa yang dilakukanya, “Kapolres apresiasi hal ini,” pungkasnya.

Laporan: Refli

Editor