Hidupkan Ekonomi Warga, BUMDes Latali Kelola Gunung Batu

banner 468x60

TOPIKSULTRA.COM, LASUSUA—Desa Latali Kecamatan Pakue
Tengah Kabupaten Kolaka Utara, memiliki potensi sumber daya alam berupa gunung batu. Kini, potensi gunung tersebut dikelolah pemanfaatannya oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mandiri Jaya, dalam upaya menghidupkan perekonomian warga.

Untuk mendapatkan hasil maksimal terhadap pengelolaan batu pecah, BUMDes menggerakkan mesin pemecah batu (crusher stone). Puluhan warga Latali pun kini menggantungkan hidupnya dari usaha batu pecah.

Ketua BUMDes Latali, Ahmad, mengatakan, usaha batu pecah berawal tahun 2016. Pada saat itu, melalui forum rapat BUMdes, pengurus mengusulkan pembelian lahan berupa gunung batu. Usul tersebut baru direalisasikan tahun 2018 dengan membeli gunung batu seluas 1 hektar yang berlokasi di dusun V. “Hasilnya, BUMDes melibatkan masyarakat bersama-sama mengelolah batu tersebut,” katanya kepada topiksultra.com, Sabtu,(12/6/2021), di lokasi pengelolaan batu.

Saat ini, kata Ahmad, usaha pengelolaan batu baru sebatas batu untuk pondasi, batu pecah dan batu untuk timbunan. “Alokasi anggaran yang dikucurkan dari dana desa untuk pemanfaatan batu gunung tersebut senilai Rp100 juta yang pembayarannya dua tahap,” tuturnya.

Pada tahun 2021 Bumdes Mandiri Jaya kembali mendapatkan
anggaran sebesar Rp280 juta untuk pembelian mesin pemecah batu (crusher stone) 1 unit serta sewa excavator breaker 1 unit dan biaya operasional. “Harga pembelian crusher Rp80 juta, sewa breaker Rp150 juta dan sisanya untuk upah operasional dan pembuatan mess,” kata Ahmad merinci alokasi anggaran tersebut.

Menurut Ahmad, dengan adanya usaha pengelolaan batu tersebut, usaha perekonomian warga yang mau melibatkan diri dalam kegiatan pengumpulan batu tersebut cukup membantu.

Untuk batu pecah, harga pasaran lokal saat ini Rp300 ribu perkubik, dan batu pondasi Rp500 ribu perkubik terima di tempat tujuan.

Kepala Desa Latali, Gusman, mengatakan warga yang ikut dalam usaha pengelolaan batu, bukan hanya warga Desa Latali, tetapi sebagian warga dari luar Latali. “Batu yang dikumpulkan warga, itu dibeli langsung Bumdes,” katanya.

Menurutnya, batu pondasi yang dikumpulkan warga di areal
pengelolaan batu tersebut, dihargai Rp150 ribu perkubik. Sedangkan batu pecah ukuran kecil-kecil yang dikumpulkan  dimasukkan ke dalam karung semen dan dihargai Rp1000,-“Alhamdulillah, sejak Maret 2021, warga yang terlibat dalam pengumpulan batu bisa mengantongi penghasilan rata-rata Rp150 ribu perhari,” ujar Gusman.

Laporan : Ahmar

Editor

Comment