Pemkab Konut Janji Tambahkan 215 Unit Rumah Huntap bagi Korban Banjir

TOPIKSULTRA.COM,KONAWE UTARA – Pemerintah Kabupaten Konawe Utara ( Konut ) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) berjanji akan menambahkan 215 unit rumah Hunian Tetap (Huntap) bagi Kepala Keluarga korban banjir tahun 2019 lalu.

Pasalnya, usulan Pemerintah Kabupaten Konawe Utara sebanyak 840 unit ke Pemerintah Pusat yang disetujui 625 unit Huntap sehingga masih kekurangan 215 unit lagi.

Bupati Konawe Utara,Dr.Ir.H.Ruksamin, ST.M.Si.IPU Asean Eng menjelaskan, dari usulan Pemerintah Kabupaten sebanyak 840 unit rumah Huntap ke Pemerintah Pusat namun yang setujui sebanyak 625 unit.

“Setelah turun tim verifikasi dari pusat banyak diketahui meski betul korban tetapi masih tinggal dirumah pribadinya sehingga mereka coret,” ujar H.Ruksamin saat memberikan sambutannya pada kegiatan peletakan batu pertama di Desa Puusuli, Selasa (18/7/2023)

Lebih lanjut,H.Ruksamin mengatakan, pihaknya berjanji tidak perlu khawatir akan hal itu Pemerintah Kabupaten Konawe Utara siap menambahkan sisa dari 625 unit menjadi 840 unit rumah bagi warga yang belum kebagian rumah Hunian Tetap (Huntap).

“Tidak perlu khawatir selama H.Ruksamin masih jadi Bupati semua kekurangan itu kita siapkan bagi Kepala Keluarga yang belum ke bagian karena saya tidak pernah membeda – bedakan kalian,” janjinya.

H.Ruksamin meminta kepada seluruh warga untuk mendukung semua kegiatan pembangunan rumah Hunian Tetap ini dapat berjalan lancar sehingga dapat selesai tepat waktu.

“Yang penting dukungannya, tidak usah lagi sementara dibangun muncul lagi postingan media sosial,” pintanya.

H.Ruksamin juga mengingatkan kepada warganya karena selama ini lebih banyak yang mau merusak daripada mau membantu dan memperbaiki.

“Coba sementara kita pikirkan semua, termasuk biaya gratis perkuliahan anak -anak Konawe Utara sudah masuk dalam tanggung jawab Pemerintah Kabupaten sehingga para orang tua tidak usah keluarkan biaya lagi,” ujarnya mengingatkan.

Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Konawe Utara bukan lambat dalam program setelah pasca banjir bandang tahun 2019 lalu tetapi pada tahun 2020/2021 kita berdampak Covid 19 bukan hanya di Indonesia tetapi seluruh dunia sehingga nanti pada tahun 2022 baru bisa melaksanakan semua kegiatan.

” Artinya kalau kita membandingkan dengan daerah lain yang sama dengan musibah, baik banjir dan gempa bahkan ada lebih para ketimbang daerah kita tetapi kita tidak kalah dalam penanganannya,” ujarnya.

Laporan : Ahmar

Editor

Related Posts

Jangan Ketinggalan Berita Lainnya

Comment