BOMBANA, TOPIKSULTRA.COM — Informasi yang mengabarkan adanya pemeriksaan dan penjagaan oleh Satgas pencegahan Covid-19 di pintu masuk Kabupaten Bombana, jalur Kasipute-Kendari tepatnya di pintu gerbang Taman Rawa Aopa, dengan tagline siaga 24 jam, dibantah Direktur Lembaga Kajian Pembangunan Daerah dan Demokrasi (LKPD) Sulawesi Tenggara Arham. Ia menyebut informasi tersebut pembohongan publik.
“Tidak benar ada penjagaan 24 jam di pintu masuk Kabupaten Bombana oleh Satgas Covid-19. Perlu diperjelas, apakah itu berjalan 24 detik, 24 menit atau 24 jam,” kata Arham kepada TopikSultra.com, Senin sore (30/3/2020).
Arham mengungkap, saat dirinya melewati wilayah tersebut Senin sore sekitar pukul 16.00 Wita (30/3/2020), ia tidak menemukan keberadaan seorang pun petugas jaga atau Satgas yang berada di lokasi tersebut.
“Jangan bohongi publik dengan hanya modal foto-foto. Kita ini butuh keseriusan untuk menangani pencegahan penyebaran wabah covid-19. Bukan pencitraan,” tuturnya.
Arham menilai Satgas pencegahan Covid-19 di Bombana belum benar-benar serius dalam memantau keluar masuknya orang di wilayah tersebut. Seharusnya kata Arham, sebagai representasi Negara Satgas yang sudah dibentuk diharapkan dapat bekerja dengan maksimal.
“Coba seriuslah, jangan main-main dengan corona. Jangan dipikir ini Corona kaleng-kaleng. Jangan hanya minta anggaran, kerja tidak nyata sesuai yang di sampaikan ke Media,” ujarnya.
Juru bicara Satgas Pencegahan Covid-19, Herianto mengatakan, penjagaan oleh Satgas di pintu masuk Bombana jalur Kendari Kasipute baru dimulai hari ini dan surat tugasnya(SK) akan selalu di perbaharui setiap 14 Hari.
“Ada 24 jam, baru tadi. Jadi di roling 3 kali. Pagi, Siang Malam,” ungkapnya, Senin malam (29/3/2020).
Ia menjelaskan hal itu sudah sesuai Standar Operasinal Program, Namun Herianto mengaku untuk kegiatan hari ini memang belum maksimal dikarenakan anggaran untuk Satgas yang berjaga belum cair.
“Tadi mereka punya uang makan belum turun. Besok baru dikasi turun. Uang makannya dengan honornya semua,” kata Herianto.
Secara manusiawi, kata Herianto, karena meraka belum punya uang makan sehingga mereka pulang makan. “Belum maksimal hari ini. Kendala teknisnya memang karna anggaran belum dikeluarkan. Rencananya nanti besok hari di bayarkan honornya dan uang makan,” urainya.
Laporan: Refli
Comment