TOPIKSULTRA.COM, KOLAKA UTARA —- Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) terus berupaya meningkatkan hasil produksi olahan kakao setengah jadi dengan mendatangkan mesin baru skala bisnis.
Mesin ini mampu meningkatkan produksi olahan kakao setengah jadi 10 ton per hari.
Mesin tersebut kini berada di kawasan pengolahan kakao Kolaka Utara yang lebih dikenal dengan sebutan kakao center, terletak di Balosi, Desa Ponggiha, Kecamatan Lasusua.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kolaka Utara, Ismail Mustafa,ST mengungkapkan, pihaknya mendatangkan mesin berkapasitas besar karena mesin pertama hanya mampu memproduksi olahan kakao skala kecil atau skala rumahan.
“Mesin yang dulu kapasitasnya hanya untuk produksi skala rumahan. Paling bisa mengelola 100 kilogram bahan baku kakao,” ungkap Ismail Mustafa kepada Wartawan saat diwawancarai di lokasi Pabrik Kakao, Selasa (20/3/2023).
Lebih lanjut, Ismail Mustafa menjelaskan, mesin yang didatangkan langsung dari Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur seharga Rp 6 miliar lebih itu, katanya, mampu menghasilkan berbagai prodak olahan kakao setengah jadi yang dulunya tidak mampu dihasilkan mesin lama.
Dari hasil olahan kakao dalam bentuk nips, coklat bubuk (Cacao powder), bahkan mempu memproduksi lemak atau minyak kakao.
“Semua itu nantinya bisa diproduksi di kakao center, bergantung permintaan pasar atau buyer, termasuk biji kakao permentasi dan non permentasi,” jelasnya.
Menurut Ismail Mustafa, untuk menghasilkan olahan kakao yang sesuai standar dan keinginan pembeli, pihaknya menggandeng konsultan merangkap teknisi dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar yang memahami betul alur ekspor kakao.
“Beda negara beda standar, karena itu kami menggandeng konsultan sekaligus teknisi dari UNHAS agar kualitas bagus dan pembeli dari negara luar tertarik untuk membeli,” bebernya.
Selain itu, pihaknya juga tengah melakukan identifikasi mesin baru sambil menunggu tambahan daya listrik untuk pengoperasian mesin tersebut. Jika, daya sudah terpenuhi maka mesin dapat berproduksi.
“Mesin kapasitas besar ini membutuhkan daya di atas 100.000 waat, sementara sudah kita penuhi 70.000 watt. Sisanya 35.000 Watt akan dipenuhi secepatnya. Anggarannya sudah siap yakni Rp 100 juta,” ujarnya.
Di tempat yang sama konsultan sekaligus teknisi dari Unhas, Rusmadi menyebut, sangat optimis dengan mesin baru ini karena bakal mampu memenuhi permintaan pasar luar negeri.
“Tahun lalu Dinas Perkebunan dan Peternakan sudah mengekspor perdana sebanyak 1 ton, itu diluar dari permintaan lokal. Sebenarnya tahun lalu juga ada pembeli yang menginginkan kakao permentasi sebanyak 8 ton hanya tidak bisa dipenuhi,” terangnya.
Hal itu disebabkan waktu yang diberikan pembeli cukup singkat. Kurang dari satu bulan, sementara waktu itu stok kakao permentasi di gudang kosong.
“Rugi juga sebenarnya. Sekarang buyer saya itu beralih ke Thailand,” imbuhnya.
Rusmadi berharap kehadiran mesin baru ini dapat menarik pembeli dari luar serta adanya jaminan modal dari pihak bank sehingga kita mampu memproduksi stok kakao baik permentasi maupun setengah jadi.
“Dengan hadirnya mesin ini dapat menarik pembeli dari luar serta adanya jaminan modal dari pihak Bank,” harapnya.
Laporan : Ahmar
Comment