FKPT Sultra Ajak Perempuan Cegah Paham Radikalisme dan Terorisme

Berita, Kendari133 Views
banner 468x60

TOPIKSULTRA.COM, KENDARI —- Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tenggara, mengajak kelompok perempuan untuk menjadi teladan dalam pencegahan paham radikalisme dan terorisme di Sulawesi Tenggara melalui kegiatan yang bertajuk Perempuan TOP Viralkan Perdamaian. Kamis (4/8/2022).

Kegiatan yang melibatkan 33 Ormas perempuan di Sultra ini, mengangkat tema “Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme”, terselenggara di Wonua Monapa, Konawe Selatan.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Gubernur Sulawesi Tenggara yang diwakilkan kepada Staf Ahli Gubernur Prov. Sultra.Ir. H. Boy Ihwansyah, MT., serta dihadiri langsung oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang didelegasikan kepada Kasubag TU Inspektorat BNPT, Amir Mahmud.

Dalam memaparkan pencegahan radikalisme dan terorisme, FKPT Sultra menghadirkan satu pemateri nasional dan dua pemateri lokal, yaitu Amir Mahmud, dosen senior Fakultas Kesehatan Masyarakat UHO, Sartiah Yusran, serta Mila Viendyasari sebagai pengajar dan peneliti program vokasi UI.

Kasubag TU Inspektorat BNPT, Amir Mahmud, yang mewakili sekaligus membacakan sambutan Kepala BNPT Pusat mengatakan, terorisme merupakan kejahatan yang sangat luar biasa dan merupakan tindak pidana yang melanggar hak asasi manusia serta dapat menimbulkan korban jiwa, kerusakan harta-benda, dan merusak stabilitas tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

“Sehingga itu terorisme menjadi ancaman dalam perubahan modern saat ini, yang tidak memandang suku, ras, agama, dan golongan. Olehnya itu perlu keterlibatan semua pihak dalam penanganannya, termasuk perempuan,” katanya.

Dia menyebutkan, berdasarkan hasil survey BNPT tahun 2020 bahwa aktor yang paling efektif dalam mereduksi potensi aksi radikalisme secara terus menerus adalah disimilasi sosial media, internalisasi kearifan lokal, perilaku kontra radikal, dan pola pendidikan keluarga pada anak.

Amir menjelaskan, bahwa perempuan memiliki peran yang sangat vital dan strategis dalam kehidupan keluarga maupun kehidupan bermasyarakat secara umum, sehingga perannya membentengi keluarga dan masyarakat dalam segala bentuk upaya penyebaran dan ajakan kelompok radikal dan terorisme, sangat penting.

“Dalam lingkungan keluarga, peran perempuan bisa menjadi magnet diskusi bagi suami maupun anak-anak tentang berbagai hal dan bisa menjadi filter atau pendeteksi awal dari setiap kejanggalan dalam keluarga masing-masing,” terangnya.

Selain itu, dia juga menyampaikan peran perempuan dalam pencegahan radikalisme dan terorisme bisa dilakukan melalui pendidikan kepada anak-anak, baik di rumah maupun di lingkungan sekitarnya dengan cara mengenalkan hal-hal positif hingga pada ajaran agama yang dianut.

“Posisi perempuan sebagai ibu secara emosional lebih memiliki kedekatan terhadap anak, karena disitulah kunci penanaman karakter dan jati diri anak banyak bertumpu pada orang tua,” jelasnya.

Ketua FKPT Sulawesi Tenggara, Andi Intang Dulung mengatakan, terorisme saat ini masih menjadi ancaman nyata dan yang luar biasa bagi keutuhan negara kesatuan republik indonesia (NKRI). Olehnya itu, FKPT Sultra menghadirkan berbagai Ormas tokoh perempuan dan perempuan peserta lainnya sejumlah 100 orang untuk menyatukan pemahaman mencegah radikalisme dan terorisme.

“Peran perempuan atau ibu dalam mencegah penyebaran radikal dan terorisme sangat penting, karena perempuan sangat dekat dengan anak, suami, keluarga atau lingkungan rumah tangga lainnya, yang dapat dilakukan melalui pendidikan, simpati, dan pemahaman-pemahaman positif tentang bahaya radikalisme,” katanya.

Dia mengungkapkan bahwa saat ini perempuan bukan hanya bersifat simpati terhadap pemahaman radikal dan terorisme, akan tetapi perempuan juga sudah dijadikan sasaran untuk menjadi pelaku terorisme. Fenomenanya, sudah ada perempuan yang terlibat dalam bom bunuh diri.

Olehnya itu, Andi Intang berharap, melalui momentum workshop ini, bisa menjadi kunci dan benteng bagi anak-anak dan keluarga dalam mencegah masuknya paham-paham radikalisme yang kini mulai menyasar anak usia dini, generasi muda, dengan menanamkan nilai-nilai pancasila, keagamaan, serta kearifan lokal.

“Mari kita bersama-sama mengedepankan kewaspadaan dan membentengi diri dari pengaruh radikalisme dan terorisme, karena penanganan terorisme ini tidak bisa hanya diserahkan kepada pihak Kepolisian, TNI dan BNPT, tetapi butuh sinergitas kepada semua pihak, termasuk ormas-ormas tokoh perempuan sebagai garda terdepan dalam keluarga,” pungkasnya.

Laporan: Novrizal R Topa

Editor

Comment