TOPIKSULTRA.COM, KONAWE UTARA — Usai mendeklarasikan dirinya maju sebagai kandidat Calon Gubernur Sulawesi Tenggara ( Sultra) 2024, di salah satu hotel di Kendari pada, Selasa (14/3/2023), Dr. Ir. H. Ruksamin, ST.M.Si.IPU, Asean Eng dengan visi-misi “Sultra Pusat Energi Dunia” menyatakan siap menjawab tantangan masa depan Sulawesi Tenggara (Sultra) jika terpilih menjadi Gubernur tahun 2024 – 2029 mendatang.
Dengan melihat berbagai fenomena dan sejumlah permasalahan yang ada di Sultra seperti angka kemiskinan mencapai,11.74 persen, angka pengangguran mencapai,3,86 persen, dan kondisi jalan rusak diberbagai wilayah baik wilayah daratan maupun kepulauan sebanyak 302 kilometer atau mencapai angka 30 persen.
“Untuk permasalahan itu, saya mempunyai visi kedepan untuk pembangunan dengan memastikan terbangunnya sinergitas dan harmonisasi antar masyarakat, baik itu suku, agama, budaya dan sosial politik serta daratan-kepulauan, maupun pemerintah provinsi, kabupaten/kota dan swasta
Dalam pengelolaan sumber daya alam butuh penanganan yang serius sehingga mencapai hasil yang optimal,” ungkap bung Sam panggilan akrabnya saat ditemui, Selasa (30/5/2023).
Berangkat dari sebuah keyakinan dan tekad yang kuat untuk mewujudkan visi-misinya, H.Ruksamin telah mengeksplor berbagai sumber data, potensi sumberdaya alam dan kekayaan adat istiadat yang dimiliki Sulawesi Tenggara.
“Sulawesi Tenggara mzemiliki kandungan nikel hingga 97 miliar ton dengan luasan 480 ribu hektare. Hampir sepertiga kebutuhan dunia untuk memproduksi batere listrik dan baja tahan karat ada di wilayah ini,” ungkapnya.
Menurut Bupati Konawe Utara dua periode ini, wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara tidak hanya menjadi penghasil utama energi baru terbarukan (EBT), melainkan juga akan tumbuh sebagai provinsi yang menjadi pusat keunggulan (center of excellence) di Indonesia. Bersaing dengan berbagai keuntungan yang dimiliki sebagai daerah penghasil bahan baku energi masa depan, sehingga Sultra siap menyambut masa depan untuk mewujudkan masyarakat yang maju, madani, berkeadilan.
“Dengan Energi Baru Terbarukan yang mengubah peradaban manusia dengan teknologi ramah lingkungan, mulai dari
transportasi, smart home living, teknologi informasi, rekayasa pangan hingga teknologi antariksa menjadi sebuah keniscayaan,” terangnya.
Sultra akan mendapatkan keuntungan ekonomi yang melimpah dari aktivnitas pertambangan nikel. Namun ke depan, Sultra tidak boleh puas hanya sebagai pemasok bahan baku, yang akan meradang seiring dengan habisnya cadangan tambang. Sultra tidak boleh berhenti berinovasi agar terus bergerak maju.
“Untuk mengatasi hal itu, dibutuhkan hilirisasi industri serta diversifikasi investasi, agar keuntungan yang didapatkan masyarakat lokal bersifat eksponensial dan dapat dinikmati hingga waktu tak terhingga,” bebernya.
Lebih lanjut, Ruksamin mengatakan, keharmonisan antar masyarakat mempunyai arti bahwa masyarakat yang menjadi fokus utama pembangunan harus semakin sejahtera dan terjamin hak-haknya. Maka dari itu, negara atau pemerintah baik pusat maupun daerah sebagai pemangku kewenangan menjadi semakin optimal dan efektif mencapai tujuan-tujuan pembangunan. Swasta pun semakin berkembang sehingga mampu memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal.
“Keselarasan antara tiga komponen tersebut, menjadi modal utama Sultra untuk mewujudkan visi Sultra Pusat Energi Dunia,” tandasnya.
Ada tiga komponen yang akan menjadi modal utama sehingga Sulawesi Tenggara menuju pusat energi dunia yakni Maju, Madani, Berkeadilan.
Namu semua itu harus ditopang dengan kekuatan nilai-nilai luhur tradisi yang bersanding dengan ajaran agama “Inae Konasara lye Pinesara, Inae
Liasara lye Pinekasara”. Dengan nilai-nilai luhur itu Sulawesi Tenggara memiliki kemampuan yang kuat untuk bertransformasi menjadi “pusat peradaban baru.
“Sehingga dapat bergerak lebih cepat menjadi pusat peradaban unggul (center of excellence). Bukanlah mimpi bagi provinsi di jazirah Tenggara Pulau Sulawesi yang mempunyai luas wilayah mencapai 153.019 km persegi dan garis pantai sepanjang 1.740 KM,” ujarnya meyakinkan.
Berdasarkan sumber data dari Dinas ESDM tahun 2011, Sulawesi Tenggara memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah yang bergerak baik pertambangan seperti aspal, emas, marmer dan gamping. Sultra memiliki 1,1 juta ton cadangan emas senilai Rp. 270 Triliun dan hampir 4 miliar ton cadangan aspal alam yang tersedia.
Bentang alam khas yang didominasi wilayah laut dan kepulauan, juga menjadi potensi lain yang tidak kalah penting. Disamping produksi perikanan menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia dengan kapasitas hingga 1 juta ton per tahun, keindahan alam dan laut yang menjadi daya tarik wisata terkemuka dunia.
” Lokasi yang strategis sepanjang Laut Banda dan Flores, memungkinkan wilayah ini menjadi sentrum perdagangan barang dan
jasa di kawasan Timur Indonesia,” sebutnya.
VBegitu pula tingkat pengangguran yang mengalami fluktuasi dan cenderung meningkat hingga awal tahun 2022 mencapai 3,86 persen, semakin memperdalam tingkat kemiskinan. Sementara itu, pembangunan yang cenderung berorientasi di perkotaan menempatkan Sulawesi Tenggara menjadi provinsi dengan indeks ketimpangan tertinggi di Pulau Sulawesi pada Maret 2022 sebesar 0,387.
Belum lagi kondisi infrastruktur jalan yang belum optimal juga berkontribusi terhadap
ketimpangan pembangunan, karena berdampak terhadap alur perdagangan barang dan jasa. “Hingga 2022, dari 1.009 KM jalan provinsi hanya 70 persen yang layak di lalui kendaraan sedangkan
sisanya 30 persen atau 302 KM masih rusak,” bebernya.
Dengan kondisi yang ada saat Sulawesi Tenggara perlu mengambil hikmah dan pelajaran dari negara atau daerah yang memiliki kekayaan tambang dan bagaimana cara mengelolanya. Tidak sedikit daerah
yang memiliki sumber daya alam melimpah, berubah menjadi bencana karena pengelolaan yang tidak bijaksana.
” Potensi tambang yang seharusnya menjadi keuntungan justru berubah menjadi kutukan, karena tidak adanya perencanaan yang matang. Salam pendayagunaan tambang alih-alih mendapat berkah, daerah
penghasil justru resah dengan dampak negatif pertambangan, mulai dari konflik sosial, ancaman kesehatan hingga kerusakan lingkungan,” ujarnya.
Kedepannya ketika dirinya diberikan amanah memimpin Sulawesi Tenggara 5 tahun ke depan, Kooedinator MW Korps Alumni Himpunan Mahasis Islam Sultra itu menyatakan siap untuk mewujudkan pembangunan dengan memastikan terbangunnya sinergi harmonis antara masyarakat antar suku, agama, daratan-kepulauan, pemerintah provinsi dan kabupaten dan kota swasta swasta, dalam pengelolaan sumber daya alam.
“Kita fokus kepada masyarakat, utamanya pembangunan harus semakin sejahtera dan terjamin hak-haknya, dan semakin berkembang sehingga mampu memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal.” tuturnya
Berikut Visi – Misi Selaras dalam Mewujudkan Sultra Pusat Energi Dunia
Visi Pusat Energi Dunia adalah visi yang menegaskan bahwa Sultra tidak hanya menjadi penghasil utama Energi Baru Terbarukan(EBT), melainkan juga akan tumbuh sebagai provinsi yang menjadi
pusat keunggulan (center of excellence) di Indonesia. Berseiring dengan berbagai keuntungan yang dimiliki sebagai daerah penghasil bahan baku energi masa depan, Sultra siap menyambut masa depan
untuk mewujudkan masyarakat yang maju, madani dan berkeadilan.
Maju: adalah kondisi meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia Sultra yang ditandai dengan pendidikan yang semakin
tinggi dan berkualitas; derajat kesehatan dan standar hidup yang semakin baik; produktifitas yang tinggi serta penguasaan IPTEK yang semakin meluas menuju masyarakat 5.0
Madani: adalah kondisi masyarakat sejahtera berlandaskan nilai-nilai luhur agama dan adat istiadat yang dicirikan
dengan peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat dan daerah, berkurangnya angka kemiskinan dan pengangguran, tumbuhnya sektor-sektor unggulan daerah, terwujudnya kehidupan sosial yang
harmonis dan religius dalam tata kelola pemerintahan yang bersih,melayani dan akuntabel.
Berkeadilan: adalah kondisi pemerataan pembangunan yang ditandai dengan pemenuhan infrastruktur dasar yang adil dan merata, terbukanya akses dan konektivitas antar wilayah dan antar
pulau, semakin kecilnya kesenjangan antar wilayah dan kelompok,melalui skema pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan.
D. PROGRAM PRIORITAS
Dalam mewujudkan Visi dan Misi “Sultra Pusat Energi Dunia” berikut dirumuskan 9 Pilar Pembangunan Sultra:
Pilar 1: Energi untuk Kemandirian
a) Pembentukan Dana Abadi Pemerintah Daerah untuk kemandirian Daerah dan Masyarakat.
b) Program Desa/Kelurahan Mandiri dengan tambahan alokasi anggaran pembangunan sebesar 500 juta/desa/tahun.
c) Program RT Mandiri dengan alokasi anggaran 10 juta/RT/tahun
Pilar 2: Energi untuk Pendidikan
a) Pembangunan Politeknik Energi
b) Program Pendidikan gratis SMA/SMK/Sederajat
c) Program Pembangunan Science Techno Park
d) Program 1 rumah 1 sarjana melalui beasiswa prestasi dan MBR
e) Program 1 guru 1 laptop untuk menunjang kinerja pembelajaran
f) Program 1 kabupaten/kota 4 SMK
(Pertambangan, Pertanian,Pariwisata dan Kemaritiman)
Pilar 3: Energi untuk Kesehatan
a) Program Universal Health Coverage
b) Program Pembangunan RSUD Spesialis
c) Program peningkatan dan pemerataan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan
d) Program beasiswa kuliah kedokteran dan dokter spesialis
e) Program RS Apung untuk pulau dan kawasan terpencil
Pilar 4: Energi untuk Kemakmuran
a) Program Pembangunan Industri Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk industri transportasi, perumahan masa depan dan
teknologi masa depan
b) Program Pengelolaan Pertambangan Hulu hingga Hilir Untuk Rakyat
c) Program Sinergi Pembangunan dan Pertambangan (MoU pengelolaan dana CSR untuk pembangunan dan tenaga kerja
lokal minimal 30 persen)
d) Program peningkatan investasi sektor hilir dan diversifikasi pertambangan
e) Program 50 ribu Wira Usaha Baru (WUB) melalui pengembangan sektor riil dan start up
f) Program 10 ribu UMKM naik kelas melalui bantuan permodalan,digitalisasi dan manajemen pemasaran dengan market place nasional
g) Program pengembangan koperasi berbasis segmentasi (Koperasi Wanita, Koperasi Petani dan Nelayan, UMKM dll)
h) Program pengembangan dan revitalisasi destinasi wisata berkelas internasional
Pilar 5: Energi untuk Infrastruktur
a) Program pembangunan dan peningkatan infrastruktur jalan,jembatan, pelabuhan dan bandara untuk membuka akses dan
memperlancar konektivitas antar wilayah (Jembatan Tona,Jembatan Tobea)
b) Program fasilitasi dan sinergi pembangunan Proyek Strategis
Nasional dengan kebutuhan masyarakat Sultra diantaranya:Kawasan Industri Konawe, Bendungan Ladongi, Bendungan
Ameroro, Kawasan Strategis Pariwisata Nasional,Pembangunan Food Estate dan Smelter
Pilar 6: Energi untuk Agro
a) Program pengembangan kawasan pertanian organik dan pangan sehat
b) Program pembangunan Kawasan Industri Pertanian dan Perikanan dengan memperkuat program petik, olah, kemas danjual
c) Program pengembangan asuransi pertanian
d) Program bantuan sarana produksi pertanian mulai dari bibit, pupuk hingga obat-obatan pertanian
Pilar 7: Energi untuk Lingkungan
a) Program Manajemen Pengelolaan Pasca Tambang, melalui konservasi lahan, reboisasi dan pengembangan hutan produksi
b) Program pemanfaatan teknologi ramah lingkungan dalam pembangunan dan pengelolaan infrstruktur pertambangan
c) Program penguatan kesiapsiagaan bencana dan Early Warning System
Pilar 8: Energi untuk Melayani
a) Program ZI-WBK (Zona Integritas-Wilayah Bebas Korupsi)
diseluruh OPD dan unit layanan pemerintah
b) Penguatan Program SPBE (Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik) untuk menunjang pelayanan dan sinergitas antara
stakeholder pembangunan
c) Mewujudkan skema open and collaborative governance dalam penyelenggaraan pemerintahan
Pilar 9: Energi untuk Harmoni
a) Program tunjangan kehormatan untuk guru ngaji dan pegiat keagamaan (takmir masjid, pemuka agama, lintas agama)
b) Program tunjangan kehormatan untuk Lembaga Adat, pegiat seni dan budaya
c) Program bantuan kelembagaan untuk pondok pesantren,tempat ibadah dan lembaga adat
d) Program pembangunan Gedung Pusat Kebudayaan Sulawesi Tenggara. (Avd)
Laporan : Ahmar
Comment