Harga Jagung di Kolut Anjlok, Petani Merugi

LASUSUA, TOPIKSULTRA.COM — Sejumlah petani di Kabupaten Kolaka Utara yang memanfaatkan jagung sebagai salah satu komoditi andalan, mengeluhkan anjloknya harga jual di pasaran. Mereka mengaku, musim panen bulan ini mengalami kerugian.

Salah seorang petani asal Desa Teposua Kecamatan Pakue Tengah, Suhardi (38) menduga, faktor anjloknya harga jual jagung akibat pandemi Corona. Karena sebelum merebaknya COVID-19, harga jagung per kilonya Rp3.500,-. Namun musim panen bulan ini, penjualan jagung turun drastis hingga Rp2.500,- per kilo.

Sebelum pandemi, kata Suhardi, dalam satu hektar, potensi panen antara 3 sampai 5 ton dengan kalkulasi pendapatan hingga Rp15juta. “Tapi sekarang merugi, tidak tercapai pengeluaran dengan pendapatan,” katanya kepada TOPIKSULTRA.com, Selasa (28/4/2020).

Bagi Suhardi, menanam jagung bukan hanya sekedar tanaman sela, tetapi sudah menjadi tanaman utama. Bahkan ada petani kakao yang menebang kakaonya hanya untuk menanam jagung. “Yah, kami hanya berharap ada perhatian dari pemerintah untuk membantu kami memikirkan kerugian yang kami alami,” katanya.

Ditanya adanya pemberian bantuan penanganan COVID-19, Suhardi tidak menampik bantuan tersebut. Namun menurutnya, bantuan sebesar Rp600ribu perbulan/KK diakuinya hanya sekedar untuk menutupi kekurangan biaya makan. Sementara, kebutuhan lain seperti biaya anak sekolah dan lainnya belum mencukupi. “Terus terang, dengan kondisi harga jual jagung yang turun drastis, dari mana kami bisa mencukupi kebutuhan keluarga,” ujarnya.

Senda dikatakan Mustafa (55), petani asal Kelurahan Lapai Kecamatan Ngapa. Ia mengaku jagung yang ditanamnya berasal dari bantuan pemerintah Kabupaten Kolaka Utara, sehingga ia berharap ketika harga jagung mengalami penurunan drastis, maka setidaknya ia berharap adanya pula perhatian pemerintah untuk membantu petani agar tidak mengalami kerugian saat panen akibat anjloknya harga penjualan. “Harapan kami pemerintah bisa menjamin harga pasaran jagung tidak anjlok,” katanya.

Menurutnya, walaupun saat ini pandemi Corona, namun jika harga jagung atau komoditas pertanian lainnya baik, maka secara ekonomi petani tidak akan terpuruk akibat wabah Corona. “Saat ini, hasil panen jagung hanya tinggal (tidak terjual), sudah murah, tidak ada pembeli. Kalau tidak ada campur tangan pemerintah dalam pemasaran, bisa-bisa kami sebagai petani mati kelaparan,” keluh Mustafa.

Laporan: Parman

Editor

Comment