Gelombang Tinggi di Kolaka Utara Rusak Perahu Nelayan, Tambat Labuh Pemkab Disorot

TOPIKSULTRA.COM, KOLAKA UTARA — Gelombang tinggi yang terjadi pada Jumat (3/12/2021) malam porak porandakan belasan perahu nelayan Desa Lametuna, Kecamatan Kodeoha, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara.

Salah satu nelayan yang ditemui di lokasi kejadian, Hasmin (39) mengatakan, kejadian yang disertai petir tersebut terjadi sekitar pukul 22.00 WITA. 

Atas kejadian ini, ia dan sejumlah rekannya menganggap tambat labuh sementara yang siapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kolaka Utara setelah dipindahkan terkesen dibuat seadanya.

“Tidak sesuai dengan harapan seperti apa yang mereka katakan kepada kami nelayan,” kata Hasmin kepada awak media ini.

Ia mengatakan, tambat labuh sementara yang dibuat Pemkab dan PT. Monodon Pilar Nusantara hanya bagian utara saja yang dibendung.

“Itupun hanya sepotong, tidak memanjang keluar dan tidak berbentuk segi empat. Adapun di bagian barat tidak ada pembatas gelombang, begitu juga bagian selatan sama,” terangnya.

“Makanya begitu datang ombak besar dan angin kencang menghantam, perahu tidak bertahan karena tidak ada yang membatasi gerakan air laut,” sambungnya.

Menurut Hasmin, mereka mestinya tak dipindahkan dulu dari muara Sungai Desa Lametuna yang telah ditutup untuk akses jalan pembangunan bandara sebelum kesepakatan sebelumnya dengan nelayan dipenuhi.

“Inilah akibatnya, yang rugi dan jadi korban bukan mereka, tetapi kami para nelayan kecil seperti ini yang kena dampaknya,” kesalnya.

Terpisah, Supardi (38) yang juga seorang nelayan hanya bisa pasrah melihat perahunya hancur terbelah dan mesinnya ikut tenggelam.

“Tidak bisa menyelamatkan perahu kami karena ombaknya sangat tinggi datang menghantam, jadi kami biarkan saja,” terangnya.

Ia merinci, ada 11 perahu yang sedang parkir di tambat labuh dengan kondisi rusak.

“Ada yang hilang bagian depan dan sayapnya, bagian belakang terbelah, dan lain sebagainya,” bebernya.

Kerugian akibat peristiwa ini belum bisa ditaksir nelayan karena jenis dan ukuran perahu yang mereka miliki berbeda-beda.

Laporan: Ahmar

Editor

Comment