Tingkat Kemiskinan di Butur Capai Angka Sepuluh Ribuan

banner 468x60

TOPIKSULTRA.COM, BUTON UTARA – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Buton Utara (Butur) Musdin, mengungkap angka kemisikinan makro di Butur berkisar 14,26 persen atau berjumlah sekitar 10.000an masyarakat miskin.

Musdin menerangkan, tingkat kemiskinan yang dikumpulkan oleh BPS dari survei sosial ekonomi nasional terbagi menjadi dua jenis, mikro dan makro.

Lebih lanjut ia menerangkan, dari survei sosial ekonomi nasional itu, pihaknya mendapatkan satu garis kemiskinan, orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan itulah yang disebut dengan masyarakat miskin.

“Nah di tahun 2021 angka kemiskinan yang makro di Butur tercatat di 14,89 persen, jika bicara orangnya itu, sekitar 10.000 an (masyarakat miskin),” kata Musdin yang ditemui wartawan topiksultra.com di ruang kerjanya, Rabu (19/10/2022).

Ia menyebut, meski presentase masyarakat miskin di 2022 ini belum dirilis atau disahkan, tetapi angka kemiskinan ada penurunan dari tahun 2021, sekitar 9000 dengan presentase 14,26 persen.

Musdin mengungkapkan, angka kemiskinan di tahun 2021 ada kenaikan karena pengaruh pandemi COVID-19.

“Jadi dari 2020 ke 2021 itu mengalami kenaikan, nanti sekarang 2022 ini ada penurunan,”

Sebelumya, dihadapan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko yang berkunjung pada Senin (17/10/2022) malam lalu, Bupati Buton Utara Ridwan Zakariah menyampaikan bahwa tingkat pengangguran dan kemiskinan di Butur cukup tinggi. Disebutkan, lebih kurang 19 persen. 

“Kalau dihitung dari 19 persen kali 67.000 sekitar 9.000 masyarakat yang masih miskin, jadi cukup tinggi, bahkan mungkin di atas rata-rata nasional,” kata Bupati Ridwan Zakariah.

Musdin membenarkan pernyataan Bupati Butur, akan tetapi menurutnya, itu dalam hitungan kemisikinan makro. Yang mana presentasenya 14,26 persen, sedangkan yang 2021 itu 14,89 persen.

Selanjutnya ia mengatakan, angka pengangguran terjadi penurunan dari tahun sebelumnya.

“Angka pengangguran terdiri dari dua jenis, tingkat pengangguran terbuka (TPT) dan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK),” imbuhnya.

Lebih lanjut menurutnya, angka pengguran di Buton Utara sedikit terjadi penurunan, karena beberapa tahun ini hasil perkebunan cukup bagus.

“Kan kalau sudah bagus hasilnya itu maka dia menarik pekerja,” ujarnya.

Ia menerangkan, bahwa TPT dipisahkan perjenis kelamin. Pihaknya menghitung secara survei angkatan kerja nasional, nanti outputnya adalah hasil angka pengangguran, yakni TPT dan TPAK.

“Jadi kalau di tahun yang sekarang itu angka di Butur 3,0 persen, TPT nya 3,0. TPAK nya 75,63 persen,” pungkasnya.

Laporan: Aris

Editor

Related Posts

Jangan Ketinggalan Berita Lainnya

Comment