BOMBANA, TOPIKSULTRA.COM— Fitri Indar Dewi (23) Mahasiswi asal Bombana yang menempuh pendidikan di University of Science and Technology Hubei China akhirnya tiba di kampung halamannya Kelurahan Kasipute Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, Selasa (18/2/2020).
Kepulangan Fitri di Bombana ini bersama rombongan dari pihak Pemkab Bombana, yang menjemputnya di Kendari. Mahasiswi semester III ini bersama 3 orang rekannya yang berasal dari Kota Kendari dan Kolaka ini, tiba di Kendari pada Senin (17/2/2020). Setelah bermalam di Kendari, Fitri didampingi Kepala Kantor Penghubung Bombana pulang kampung di Kasipute.
Di Kasipute, sejumlah kerabat dan sanak keluarga telah menunggu kedatangan Fitri. Namun, Fitri hanya beberapa menit di rumah dan langsung menuju ke RSUD Bombana yang terletak di Kelurahan Poea. Rupanya, kepergian Fitri ke RSUD Bombana yang didampingi keluarganya bukan untuk mengecek kesehatannya, namun menjenguk ayahnya, Muhammad Kasman, yang terbaring di RSUD akibat sakit jantung dan paru-paru yang dideritanya.
Suara tangis memecah ruangan perawatan ICU tempat ayah Fitri dirawat. Fitri tak kuasa menahan tangis dan kerinduannya saat menjumpai ayahnya yang seluruh tubuhnya menempel selang dan kabel observasi.
Dalam kondisi lemas, sang ayah Muhammad Kasman, menguatkan dirinya bangun dari tempat tidur menyambut buah hatinya dengan penuh syukur keharuan karena telah kembali dalam keadaan sehat walafiat.
Kepada TOPIKSULTRA.com, Fitri bercerita bahwa saat masih di negeri tirai bambu China, ia sudah mendapat kabar dari keluarganya perihal ayahnya yang sakit dan menjalani perawatan di RSUD Bombana. Meski pilu mendengar kabar kondisi ayahnya di tanah air, Fitri berusaha tegar dan tak menceritakan kesedihan hatinya kepada sesiapapun.
“Saya tipe orang yang tidak bisa cerita sama orang tentang sedihku. Saya tidak mau tunjukan, kerena kalau saya panik akan berpengaruh pada kesehatan saya juga. Apalagi saya harus sehat sampai tiba berkumpul orang tua,” tuturnya.
Pasrahkan Hidup Hanya Kepada yang Kuasa
Menurut cerita Fitri, sejak virus corona merebak di Kota Wuhan China, pihak kampus University of Science and Technology Hubei tempat Fitri kuliah mengeluarkan intruksi kepada mahasiswa agar menjaga diri dan menghindari penyebaran virus dari gerenasi ketiga itu.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah disiplin mencuci tangan setiap saat. Bahkan, masker yang digunakan setiap hari berlapis tiga untuk menghindari penyebaran virus corona.
” Kita gunakan masker tiga lapis, kampus juga mengarahkan agar makan di tempat yang halal dan bersih,” katanya.
Meski kabar tentang corona begitu menakutkan karena sudah membunuh ribuan orang di China, namun Fitri berusaha tidak panik dan memasrahkan seluruh hidup dan kehidupannya hanya kepada yang maha kuasa.
“Disana saya tidak terlalu khawatir. Saya bilang ke teman-teman, kalau pun saya mati, saya mati dalam berjuang,” kata Fitri yang mengaku justru lebih merasakan kekhawatiran saat kembali ke Indonesia karena adanya penolakan saat mereka di Karantina di Natuna Kepulauan Riau.
Cerita dari Pulau Natuna
Saat Fitri dan 285 WNI menjalani masa karantina selama 14 hari di Pulau Natuna, Kepulauan Riau, Fitri mengaku mendapat perlakuan yang sangat baik dari Pemerintah yang menangani mereka. Selain difasilitasi makan dan istirahat secara teratur, mereka juga mendapatkan perhatian kesehatan. “Jika mengeluh sakit langsung ditangani para medis,” katanya.
Untuk memastikan bahwa diantara mereka tak ada yang terjangkit virus corona, setiap saat suhu badan mereka diobservasi dan pemeriksaan tensi. “Kita juga olahraga teratur,” ujarnya seraya mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Indonesia mulai dari pusat hingga daerah yang telah mengantarkan mereka kembali ke tanah air dalam keadaan sehat.
Rohani, ibunda Fitr yang ditemui di RSUD Bombana bertutur, saat kabar corona melanda China, dirinya sangat menghawatirkan anaknya dan setiap hari selalu melakukan kontak telepon untuk mengingatkan Fitri agar bisa menjaga diri.
“Kami hanya bisa berdoa, agar anak kami yang jauh disana baik – baik saja,”ucapnya.
Kepala Kantor Penghubung Bombana, Nur Ida, yang menjemput dan mendampingi Fitri hingga kembali ke rumahnya di Kasipute, meminta warga untuk tidak khawatir dengan kepulangan Fitri, sebab kepulangan Fitri di tanah tidak membawa virus corona. “Ia sudah diobservasi berhari-hari di Natuna dan dinyatakan sehat dan bebas dari virus,” katanya.
Laporan: Refli
Comment