Seperempat Abad HIPPMAT Makassar dan Pemilukada Wakatobi

Opini1393 Views

Terkait demokrasi poasa-poasa pohamba-hamba, ini sangat krusial untuk dibangkitkan kembali. Apalagi arus globalisasi telah menjebak masyarakat pada sikap individualis yang acuh (apatis) terhadap kepentingan masyarakat secara umum.

Padahal kearifan lokal ini (baca: poasa-asa pohamba-hamba) adalah budaya yang menjiwai masyarakat Tomia sejak lama. Identitas ini mulai tergerus oleh zaman, jika HIPPMAT tidak berusaha melakukan upaya untuk menghidupkan dan mempratekkan kembali, identitas ini akan punah dengan sendirinya.

Selain itu, HIPPMAT Makassar harus menjadi kekuatan politik baru di masyarakat untuk menciptakan arus perubahan baru. Misalnya melakukan kampanye “pemilih cerdas” yakni dengan mengajak masyarakat Tomia untuk memilih pemimpin berdasarkan program-program kerja, bukan politik uang (money politics) seperti yang umum terjadi di masyarakat.

Kualitas Pemilukada kita akan buruk jika money politics menjadi hal yang permisif terjadi di masyarakat dan nantinya akan menurunkan kualitas kepemimpinan kepala daerah yang akhirnya juga akan bermuara pada pelayanan masyarakat yang kurang maksimal.

Fenomena yang terjadi justru ironis. Banyak mahasiswa Tomia di berbagai kota tempat kuliah justru tidak memiliki posisi tawar yang kuat sebagai pemuda terpelajar.

Editor

Comment